Ini efek demo 4 November ke rupiah menurut BI



Jakarta. Bank Indonesia (BI) memandang Aksi Bela Islam yang akan digelar sejumlah ormas Islam di Jakarta pada 4 November mendatang tak akan berdampak terhadap nilai tukar rupiah. Menurut BI, pergerakan nilai tukar rupiah lebih dipengaruhi oleh faktor-faktor global dan arus modal asing yang masuk (capital inflow).

Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mnegatakan, saat ini rupiah tidak melemah dan bahkan cenderung mengalami penguatan. Hal tersebut terjadi lantaran pasar termasuk investor asing memang ekonomi Indonesia sudah pulih sejak pertengahan tahun lalu.

"Rupiah tidak melemah, stabil, bahkan cenderung menguat. Jadi faktor-faktor global, arus modal asing masuk ini yang tadi akan memberi sentimen positif terhadap rupiah," kata Perry usai acara BI Institute Leadership Forum di Kantor BI, Jakarta (3/11).


Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) cenderung stabil sejak awal tahun 2016. BI mencatat pada September lalu secara rata-rata rupiah terapresiasi 0,41 dan mencapai level Rp 13.110 per dollar AS. Penguatan tersebut berlanjut dan pada minggu ketiga Oktober 2016 ditutup pada level Rp 13.005 per dollar AS.

Menurut Perry, penguatan rupiah tersebut dipengaruhi oleh capital inflow sejak awal tahun hingga akhir pekan lalu yang mencapai 157 triliun. Adapun Rp 37 triliun diantaranya berupa saham dan sisanya merupakan obligasi pemerintah.

"Dan kami tidak melihat ada suatu tanda-tanda itu kembali ke asing," tambahnya.

Bahkan, Perry memproyeksi ke depan arus modal masih akan masuk sehingga rupiah yang stabil dan cenderung menguat masih akan berlanjut hingga akhir tahun. Apalagi, adanya dana repatriasi yang akan masuk di akhir tahun dari program pengampunan pajak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto