Ini efek tax amnesty bagi Metland



Jakarta. Penjualan properti PT Metropolitand Land Tbk sejak Agustus lalu sudah mulai tumbuh. Program tax amnesty diyakini menjadi salah satu faktor yang mendorong penjualan.

Hingga akhir September, perusahaan yang terkenal dengan nama Metland ini telah berhasil mengantongi marketing sales atau pra penjualan sebesar Rp 10,05 triliun atau 80% dari target Rp 1,32 triliun tahun 2016.

Metland optimistis bisa melampaui target yang ditetapkan. Di sisa tiga bulan terakhir ini, mereka cukup mengejar marketing sales Rp 300 miliar target sudah akan terpenuhi. Padahal, perusahaan masih memiliki rencana merilis dua kluster perumahan dan ruko di kuartal IV ini.


"Penjualan Agustus dan September meningkat secara bulanan setelah tax amnesty. Oktober ini juga meningkat dan ke depan saya lihat masih cukup bagus. Dengan pencapaian saat ini ditambah dengan proyek yang mau diluncurkan, estimasi kita tahun ini marketing sales di atas budget," kata Olivia Surodjo, Direktur Metland di Jakarta baru-baru ini.

Kendati diperkirakan akan terlampaui, perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode MTLA ini tidak berencana merevisi target tahun ini. Pencapaian melewati budget yang ditetapkan akan dianggap sebegai bonus tahun ini.

Optimisme Metland bisa melampaui target marketing sales juga didukung dengan proyek akan diluncurkan di Cibitung. Olivia mengatakan, pihaknya akan merilis satu kluster perumahan di kawasan tersebut sebanyak 160 unit dengan harga di bawah Rp 300 jutaan. "Ini sudah banyak yang pesan dan waktu launching kita yakin habis." kata Olivia.

Jumlah unit yang akan ditawarkan dalam klaster baru tersebut tidak banyak lantaran Metland masih ingin fokus pada penyelesaian infrastruktur pendulung dulu, bukan karena demandnya tidak bagus. Sejak Agustus lalu, perusahaan ini telah membangun stasiun kereta Api Telagamurni di Cibitung.

Stasiun tersebut diharapkan akan menjadi meningkatkan penjualan proyek Metland Cibitung ke depan. Olivia bilang, pihaknya akan menyesuaikan pengembangan proyek di kawasan tersebut dengan penmbangunan infrastruktur. Selain kluster baru tersebut, Metland juga masih memiliki sisa stok dari kluster-kluster yang diluncurkan sebelumnya di Cibitung untuk dijual dikuartal IV ini.

Kemudian, Metland juga akan meluncurkan satu kluster perumahan di Metland Cyber City sebanyak 66 unit yang akan dibanderol dengan harga mulai Rp 3,8 miliar hingga Rp 5 miliar.

Ini merupakan proyek yang disiapkan untuk menampung dana repatriasi. Sementara di Metland Transyogi, mereka akan meluncurkan kluster ruko yang Lokasinya persis di depan Mall Cileungsi.

Adapun Mall Cileungsi sudah sudah soft opening sejak Mei lalu. Menurut Olivia, okupansinya saat ini sudah sekitar 85%.

Grand opening pusat perbelanjaan ini rencananya akan dilakukan pada Desember mendatang dan saat ini okupansinya diharapkan sudah bisa mencapai 90%.

Sementara tahun depan, Metland berencana meluncurkan satu tower apartemen dan perkantoran di Metland Cyber city. Ini merupakan pengembangan tahap pertama dari kerjasama perseroan dengan Ascendas Grup baru.

Sebagai penjelasan, MTLA dan Ascendas telah membentuk perusahaan patungan untuk mengembangkan 9,7 hektare (ha) lahan di Metland Cyber City dengan kepemilikan masing-masing 50%.

Untuk tahap pertama, keduanya akan mengembangkan tiga tower di atas lahan seluas 1,3 ha yang terdiri dari perkantoran dan apartemen.

Untuk mengembangkan Cyber City, Metland terus menjajaki kerjasama dengan mitra strategis. Olivia mengungkapkan, saat ini pihaknya telah melakukan penjajakan secara intens dengan satu investor yang berasal dari kawasan Asean. "Kita harapkan ini bisa signing akhir tahun ini atau awal tahun depan," ujarnya.

Lalu, mereka juga berencana meluncurkan proyek apartemen di Metland Transyogi. Ini merupakan bagian dari kawasan Metland Urban City yang akan dikembangkan perseroan di atas lahan seluas 7,5 hektare (ha). Kawasan tersebut nantinya akan dilengkapi dengan satu mall Cileungsi, satu hotel dan tiga tower apartemen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto