Ini empat alasan ilmiah orang yang sering marah-marah berumur lebih pendek



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para ilmuwan menemukan bahwa orang yang sering marah-marah berumur lebih pendek dibanding orang-orang yang jarang marah.

Semua orang tentu pernah merasa marah pada kondisi-kondisi tertentu.

Ditemukan bahwa wanita lebih sering merasa marah karena orang lain, sementara laki-laki lebih sering marah pada peristiwa.


Terkadang kemarahan bisa baik untuk Anda jika itu ditangani dengan cepat dan diungkapkan dengan cara yang sehat.

Bahkan, kemarahan dapat membantu beberapa orang berpikir lebih rasional, membuat rencana atau bekerja lebih keras.

Namun, kebanyakan dari kita lebih sering mengalami kemarahan yang tidak sehat.

Emosi seperti kemarahan dan permusuhan meningkatkan respons untuk melawan atau menghindari.

Ketika itu terjadi, hormon stres, termasuk adrenalin dan kortisol, mempercepat detak jantung dan pernapasan Anda.

Hal itu dapat memicu beberapa penyakit serius yang berdampak pada kematian.

Berikut Tribunnews rangkumkan dari drfarrahmd.com, penyakit yang dapat disebabkan oleh kemarahan.

1. Kerusakan Jantung

Kemarahan menempatkan hati Anda dalam risiko besar. Paling merusak secara fisik adalah efek kemarahan pada kesehatan jantung Anda.

"Dalam dua jam setelah ledakan kemarahan, peluang mengalami serangan jantung berlipat ganda," kata Chris Aiken, MD, dilansir drfarrahmd.com.

Dan jangan berpikir menahan amarah Anda akan membuat keadaan lebih baik. Menahan kemarahan sebenarnya bisa lebih buruk bagi Anda.

"Kemarahan yang ditekan - di mana Anda mengekspresikannya secara tidak langsung atau berusaha keras untuk mengendalikannya, terkait dengan penyakit jantung," kata Dr. Aiken.

Faktanya, satu penelitian menemukan bahwa orang dengan kecenderungan marah sebagai sifat kepribadian memiliki risiko dua kali lebih besar terkena penyakit jantung daripada rekan-rekan mereka yang kurang marah.

Lindungi hati Anda dengan mengidentifikasi dan mengatasi perasaan Anda sebelum Anda kehilangan kendali.

Bicaralah langsung kepada orang yang Anda marahi dan tangani rasa frustrasi dengan cara pemecahan masalah.

2. Stroke

Pernah merasa sangat frustrasi sehingga Anda pikir Anda akan meledak? Ada alasan untuk itu.

Kemarahan meningkatkan risiko stroke Anda.

Jika Anda cenderung hampir meledak pembuluh darah saat Anda marah, berhati-hatilah.

Satu studi menemukan ada risiko tiga kali lebih tinggi mengalami stroke dari bekuan darah ke otak atau pendarahan di dalam otak selama dua jam setelah ledakan kemarahan.

Untuk orang-orang dengan aneurisma di salah satu arteri otak, ada risiko enam kali lebih tinggi untuk memecahkan aneurisma ini setelah ledakan kemarahan.

Tapi Anda bisa belajar mengendalikan ledakan kemarahan itu.

Pertama-tama kenali apa yang menjadi pemicu Anda, dan kemudian cari tahu bagaimana mengubah respons Anda.

Alih-alih kehilangan kesabaran, banyak orang meluangkan waktu untuk secara fisik melepaskan diri dari lingkungan itu (entah pergi ke ruangan lain) atau menghitung mundur.

Yang lain mencoba bernapas dalam-dalam. Gunakan keterampilan komunikasi yang tegas.

3. Kerusakan Sistem Kekebalan Tubuh

Sakit dan lelah membuat Anda sakit dan lelah. Kemarahan sebenarnya melemahkan sistem kekebalan tubuh Anda.

Jika Anda terus-menerus marah, Anda mungkin merasa lebih sering sakit.

Dalam satu penelitian, para ilmuwan Universitas Harvard menemukan bahwa pada orang sehat, hanya mengingat pengalaman marah dari masa lalu mereka menyebabkan penurunan enam jam pada tingkat antibodi imunoglobulin A, garis pertahanan pertama sel terhadap infeksi.

Jika Anda seseorang yang terbiasa marah, lindungi sistem kekebalan tubuh Anda dengan beristirahat. Orang yang marah sering dikaitkan dengan mereka yang tidak mendapatkan tidur malam yang memuaskan.

Kemudian, komunikasi yang asertif, pemecahan masalah yang efektif, menggunakan humor, atau merestrukturisasi pikiran Anda adalah cara yang baik untuk membalikkan kerutan yang terbalik.

4. Kematian dini

Kemarahan bisa mempersingkat hidup Anda. Benarkah orang bahagia hidup lebih lama?

“Stres sangat erat kaitannya dengan kesehatan umum. Jika Anda stres dan marah, Anda akan mempersingkat masa hidup Anda,” kata Fristad.

Sebuah studi Universitas Michigan yang dilakukan selama periode 17 tahun menemukan bahwa pasangan yang menahan amarah mereka memiliki rentang hidup yang lebih pendek daripada mereka yang siap mengatakan ketika mereka marah.

Jika Anda bukan seseorang yang nyaman menunjukkan emosi negatif, maka bekerja dengan terapis atau berlatih sendiri untuk menjadi lebih ekspresif.

Beberapa cara yang dapat membantu kemarahan adalah dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada diri sendiri:

1. "Apakah ini akan benar-benar penting satu tahun dari sekarang?"

2. "Sudahkah saya mencoba menyampaikan maksud saya terlebih dahulu?"

3. "Mengapa saya selalu merasa seperti ini? Apakah ini benar-benar saya?"

4. "Siapa yang bisa saya ajak bicatra tentang ini?"

(Tribunnews.com/Fitrana Andriyani)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Orang yang Sering Marah-marah Berumur Lebih Pendek, Ini 4 Alasan Ilmiahnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto