Ini Empat Jurus BUMN untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan, perusahaan pelat merah saat ini terus mendorong pertumbuhan ekonomi dengan menyiapkan empat egenda besar.

Menurutnya, kita harus optimistis Indonesia secara ekonomi akan terus tumbuh sampai 2045. "Tetapi ini penting ketika pertumbuhan ini harus dijaga, konsekuensinya bagaimana, karena itu memang ada empat agenda besar yang memang kita terus dorong saat ini,” ujar Erick dalam CNBC Indonesia Economic Outlook 2022, Selasa (22/3).

Agenda tersebut di antaranya, pertama, pemerintah termasuk BUMN melakukan hilirisasi sumber daya alam (SDA). Kedua, potensi ekonomi digital Indonesia. Ketiga, membangun sistem finansial yang kompetitid dan friendly.


“Kalau kita bicara ekonomi dan hilirisasi itu artinya kita harus punya sistem finansial yang kompetitif dan sangat friendly untuk para investor yang ada di Indonesia dan juga di luar negeri,” katanya.

Baca Juga: BUMN PTPN XII Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya ini

Dan agenda keempat adalah meningkatkan keterampilan tenaga kerja dan meningkatkan profesionalisme. Sebab, menurut Erick, Indonesia sedang mengalami disrupsi digital.

“Banyak pekerjaan yang akan hilang, banyak jenis usaha yang akan hilang. Itulah pentingnya kita juga mesti memaparkan mana ke depan skill labour kita atau skill profesionalisme kita bahkan perusahaan kita yang harus melek teknologi,” tambahnya.

Erick juga menambahkan, saat ini Indonesia masih menjadi salah satu negara yang mengekspor bahan mentah hampir 50%.

Padahal, menurutnya pertumbuhan Indonesia dalam perdagangan luar negeri meningkat dari 133 menjadi 171. "Artinya ini adalah dorongan yang sangat besar. Ini tidak lain sumber daya alam kita yang harus dihilirisasikan di Indonesia,” jelas Erick.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyatakan, komoditas nikel, bauksit harus diprioritaskan di Indonesia. Sehingga perusahaan pelat merah sangat mendukung roadmap yang sedan berjalan, salah satunya adalah dengan melakukan bagaimana nikel harus diproses dengan multinational partner namun tetap melibatkan para pengusaha di Indonesia, yaitu pembangunan EV baterai denan LG.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi