BEKASI. Ketua Umum Ikatan Ahli Perencana Indonesia (IAP), Bernardus Djonoputro, mengungkapkan empat masalah krusial yang menyandera Bekasi sehingga kawasan ini belum dipersepsikan nyaman, dan layak huni oleh warganya. "Bekasi belum mampu membawa warganya kepada standar kualitas hidup berdasarkan pada sembilan indikator kenyamanan sebuah kota. Sembilan indikator tersebut adalah tata ruang, lingkungan, transportasi, fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, infrastruktur, ekonomi, keamanan dan kondisi sosial," ujar Bernardus menanggapi persepsi negatif publik terhadap Bekasi dalam sepekan terakhir, kepada Kompas.com, Senin (13/10/2014). Dia menjelaskan, sebagai kawasan penyangga, Bekasi punya tantangan dan hambatan serupa dengan kawasan lainnya seperti Bogor, Depok, dan Tangerang. Namun, tantangan Bekasi lebih berat, karena kawasan ini punya zona khusus yang diperuntukan bagi industri yakni Cikarang.
Ini empat masalah yang menyandera Bekasi
BEKASI. Ketua Umum Ikatan Ahli Perencana Indonesia (IAP), Bernardus Djonoputro, mengungkapkan empat masalah krusial yang menyandera Bekasi sehingga kawasan ini belum dipersepsikan nyaman, dan layak huni oleh warganya. "Bekasi belum mampu membawa warganya kepada standar kualitas hidup berdasarkan pada sembilan indikator kenyamanan sebuah kota. Sembilan indikator tersebut adalah tata ruang, lingkungan, transportasi, fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, infrastruktur, ekonomi, keamanan dan kondisi sosial," ujar Bernardus menanggapi persepsi negatif publik terhadap Bekasi dalam sepekan terakhir, kepada Kompas.com, Senin (13/10/2014). Dia menjelaskan, sebagai kawasan penyangga, Bekasi punya tantangan dan hambatan serupa dengan kawasan lainnya seperti Bogor, Depok, dan Tangerang. Namun, tantangan Bekasi lebih berat, karena kawasan ini punya zona khusus yang diperuntukan bagi industri yakni Cikarang.