JAKARTA. Selain untuk melindungi penghuni dari hujan dan terik, di era modern ini fungsi atap mulai meluas, yakni sebagai penunjang estetika sebuah bangunan. Untuk itu, atap pun disajikan dengan makin beragam sesuai dengan konsep bangunannya, mulai dari minimalis, kontemporer, vintage dan sebagainya. Tidak hanya konsep, bentuk atap juga bisa disesuaikan dengan iklim dan cuaca yang ada di wilayah tertentu. Jika Anda masih bingung dalam menentukan bentuk atap yang sesuai dengan selera, maka Anda bisa memilih satu dari empat model atap bangunan berikut ini: 1. Atap Datar (Dak)
Atap model datar atau dak menjadi favorit bagi mereka yang menyukai desain rumah minimalis. Biasanya, atap dak dibuat dengan material beton, asbes, atau seng tebal. Hanya saja, ada satu hal yang mesti diperhatikan untuk Anda yang ingin menampilkan atap datar, yakni sistem perawatan dan pengamanannya. Pasalnya, atap datar rentan bocor karena air hujan tidak dibuang dengan cepat ke tanah. Jika atap juga berfungsi sebagai rooftop, maka perhatikan lumut yang kerap menempel. 2. Atap Sandar Bentuknya yang miring ke satu arah (tidak runcing di tengah) membuat atap sandar digemari untuk mereka yang menyenangi rumah bergaya modern. Tidak hanya itu, atap ini juga sering digunakan untuk bangunan tambahan seperti gudang, selasar, dan sejenisnya. Atap sandar juga memiliki fungsi untuk mengurangi tekanan angin, sehingga atap tidak mudah terhempas. 3. Atap Pelana Bentuk atap yang seperti pelana, yakni segitiga dengan runcing di tengah ini merupakan bentuk yang paling populer di Indonesia karena termasuk yang paling mudah dan sederhana. Tidak hanya itu, bentuk atap ini juga tergolong fleksibel untuk diterapkan dalam berbagai model, baik itu rumah tradisional ataupun modern. Tingkat kemiringan yang curam juga membuat atap jenis ini sangat digemari karena mampu dengan cepat mengalirkan air hingga jatuh ke tanah. Sehingga saat cocok diaplikasikan untuk rumah yang berada di iklim tropis dengan curah hujan tinggi. 4. Limasan / Perisai
Ini merupakan bentuk perkembangan dari atap pelana, namun pada bagian depan bangunan diberi atap tambahan lagi. Sudut kemiringan pada atap ini biasanya sekitar 30 sampai 40 derajat. Mengusung keunggulan dari atap sandar dan pelana, atap limasan mampu memecah kekuatan angin sehingga tidak merusak atap sekaligus mampu melindungi rumah dari panas matahari dan tingginya curah hujan di wilayah tropis. (sumber : Rumahku.com) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Rizki Caturini