Ini era baru #MO, Rhenald Kasali beri lima pandangan agar PLN bisa berlari lagi



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Masalah black out listrik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mendapat perhatian dari Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Rhenald Kasali.

Sebelumnya, kita tahu bahwa kelistrikan Jawa-Bali mengalami blackout sehingga terjadi pemadaman massal di sebagian Pulau Jawa. Kejadian itu ditengarai karena adanya masalah di transmisi Ungaran-Pemalang pada Minggu (4/8).

Baca Juga: Rhenald Kasali: BUMN tidak lagi lazy company


Menurut Rhenald, memang ini dilema dari sebuah disain pembangunan jangka panjang yang ditanam sejak 40 tahun lalu. Listrik dibuat sentralisasi dan menyatu Jawa-Bali sebagai satu kesatuan karena dahulu dimaksudkan untuk pemerataan pembangunan agar pembangkit dari Jatiluhur yang terbatas bisa disebar hasilnya ke berbagai daerah secara merata.

Padahal kita tahu gelombang listrik dari pembangkit itu adalah gelombang AC yang kalau mati akan rumit untuk menyusun kembali karena kini pembangkit listrik sudah mulai menyebar luas ada di banyak daerah.

Jadi, menghidupkan listrik yang mati harus melakukan sinkronisasi yang panjang dan makan waktu. "Itulah yg diwariskan para direksi PLN sebelum-sebelumnya yang masing-masing ada konteksnya," ujar dia ke Kontan.co.id, Kamis (8/8).

Kata Rhenald, perbandingan PLN dengan yang terdahulu tentu saja ada perubahan, sebab setiap ada kemajuan tantangan yang dihadapi tentu saja berubah. Apa yang baik pada suatu ketika bisa menjadi kurang pas pada masa berikutnya karena ada penambahan-penambahan. 

Baca Juga: Bayar kompensasi pelanggan, PLN batal pangkas gaji karyawan dan direksi

Misalnya, jenis sumber energi ini berubah dan bertambah terus. Dulu hanya PLTU dari air terjun kini ada gas, batubara, diesel dengan solar, panas bumi dll. Bahkan ke depan ada banyak sumber-sumber baru jumlah pembangkit juga tambah terus. 

Sementara barang-barang baru bermunculan yang bertenaga listrik dan makin hemat energi. "Jadi kejadian kemarin memberi banyak insight bahwa sesuatu telah berubah dan kita harus memulainya dengan back up system yang benar-benar baru," kata dia.

Editor: Azis Husaini