Ini faktor pendongkrak harga Ethereum



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu aset kripto kembali mencatat kenaikan harga. Yaitu, Ethereum yang mencetak kenaikan harga tertingginya yang melewati Rp 61,7 juta. Ethereum (ETH) sudah naik 2 kali lipat dalam waktu kurang lebih satu bulan.

Pada awal April lalu, Ethereum berkisar di harga Rp 30 juta. Kemudian, harga melesat pada akhir April menjadi Rp 50 jutaan dan kemudian menembus Rp 60 jutaan.

CEO Indodax Oscar Darmawan menyatakan, hampir setiap hari Ethereum mencapai harga tertingginya. Dalam beberapa waktu terakhir, Ethereum hanya turun sedikit dan beberapa kali saja.


Baca Juga: Di tengah pamor Dogecoin dan Ethereum, harga Bitcoin coba tembus US$ 60.000

“Ethereum sudah menembus 2 kali lipat dari harga ATH Rp 30 juta. Kini, harganya sudah melewati Rp 60 juta. Wajar bila kenaikannya fantastis karena Ethereum sedang ramai digunakan,” kata Oscar Darmawan dalam keterangannya, Senin (10/5).

Faktor meningkatnya harga Ethereum masih sama dengan sebelumnya. Platform Decentralized Finance (DeFi) dan sistem pelelangan non-fungible token (NFT) sedang booming menjadi alasannya.

“Dua platform tersebut banyak menggunakan jaringan Ethereum. Bahkan, NFT banyak menggunakan aset kripto Ethereum dalam pembelian produk dan jasa yang dilelang,” lanjut Oscar.

Jika dilihat dari awal tahun 2021, Oscar bilang kenaikan Ethereum sekitar 6 kali lipat. Dia mencatat nilai Ethereum lebih tinggi dari kenaikan harga Bitcoin yang hanya sekitar 2 kali lipat. Bitcoin awal tahun senilai Rp 400 juta dan sekarang nilainya Rp 860 jutaan.

Baca Juga: Siap-siap pemerintah akan kenakan pajak kripto

Menariknya, meski sudah di level tertinggi, Ethereum kemungkinan besar masih akan naik lagi. Terlebih Ethereum sedang melakukan upgrade atau berevolusi ke Ethereum 2.0. Ethereum akan melakukan banyak pembenahan.

“Selain itu, juga ada upgrade EIP-1159 yang akan terjadi pertengahan tahun ini. Ethereum akan melakukan burn atau pembakaran untuk mengurangi pasokan maksimalnya di masa mendatang,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .