KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk mencatatkan kinerja yang positif di enam bulan pertama tahun ini. Sepanjang semester I-2020, emiten dengan kode saham
SIDO ini berhasil membukukan penjualan sebesar Rp 1,45 triliun. Asal tahu saja, penjualan tersebut tumbuh 3,51% dibanding realisasi penjualan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 1,41 triliun. Direktur Keuangan SIDO Leonard menjelaskan sepanjang paruh pertama tahun ini terjadi peningkatan permintaan domestik secara signifikan khususnya produk vitamin dan minuman bubuk seperti susu jahe, kopi jahe dan jahe wangi.
Di sisi lain, Leonard mengakui terjadi penurunan penjualan produk Tolak Angin untuk pasar ekspor Filipina yang berdampak pada pertumbuhan penjualan segmen herbal dan suplemen. "Kontribusi penjualan ekspor hingga semester I-2020 relatif stabil dari capaian kuartal I lalu sekitar 2%," terang Leonard dalam gelaran Public Expose Virtual, Kamis (27/8).
Baca Juga: Sido Muncul (SIDO) targetkan pertumbuhan laba 10% di tahun ini Adapun, secara umum segmen herbal dan suplemen mencatatkan penurunan pertumbuhan penjualan sebesar -2% year on year. Peningkatan kinerja ditopang dua segment lain yakni
food & beverage sebesar 16% yoy dan farmasi sebesar 6% yoy. Adapun, SIDO mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih sebesar Rp 413,79 miliar di periode Januari-Juni 2020. Realisasi tersebut naik 10,60% dibanding laba bersih SIDO di semester I 2019 yang tercatat sebesar Rp 374,11 miliar. Leonard memaparkan, pihaknya juga terus berupaya meningkatkan penjualan melalui skema
modern trade yang telah mengalami peningkatan dari 10% di akhir tahun 2019 lalu kini meningkat mencapai 15% di semester I 2020. Sementara itu, segmen
general trade masih jadi penopang utama dengan kontribusi mencapai 83%. "Sementara untuk segmen
online store kontribusi sekitar 1%. Kita merasa penting memastikan ketersediaan produk kita di semua platform
online," ungkap Leonard.
Baca Juga: Mulai Merambah Pasar Arab Saudi, SIDO Mengekspor Satu Kontainer Tolak Angin Efisienkan belanja modal Leonard menambahkan, SIDO sedianya menargetkan alokasi capex tahun ini mencapai Rp 180 miliar, kendati demikian besaran tersebut akan dipangkas menjadi sebesar Rp 135 miliar. "Target paling banyak itu, tapi hingga semester I 2020 realisasi serapan Rp 35 miliar. Capex ke depan hanya akan untuk
maintenance," ujar leonard. Ia menjelaskan, pada tahun 2018 SIDO baru saja merampungkan pabrik baru dimana utilisasi baru mencapai 45% sehingga efisiensi capex dinilai perlu dilakukan mengingat pasar ekspor juga belum pulih sepenuhnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .