Ini faktor pendorong melesatnya laba bersih dan pendapatan Spindo (ISSP)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP) berhasil mencetak kinerja apik sepanjang sembilan bulan pertama 2021. Emiten dengan nama beken Spindo ini mencetak laba bersih senilai Rp 445,54 miliar per akhir kuartal ketiga 2021. Laba ISSP meroket 801,21% dari laba bersih pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 49,43 miliar.

ISSP juga mengalami tren peningkatan margin laba kotor pada sembilan bulan pertama 2021 yang mencapai 21,4%. Margin laba kotor Spindo naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 13,9%.

Kenaikan laba bersih ISSP seiring dengan kenaikan pendapatan. Emiten produsen baja ini membukukan pendapatan senilai Rp 3,81 triliun, naik 40,42% dari pendapatan periode Januari-September 2020 sebesar Rp 2,71 triliun.


Baca Juga: Laba bersih Spindo (ISSP) meroket 801,21% hingga kuartal III

Penjualan ISSP sepanjang periode Januari-September 2021 didominasi oleh penjualan lokal, yakni mencapai Rp 3,47 triliun. Penjualan pipa air menjadi kontributor terbesar, yakni mencapai Rp 621,49 miliar, disusul  penjualan pipa spiral senilai Rp 591,96 miliar, dan pipa mekanis senilai Rp 549,59 miliar.

Sementara itu, ISSP mengantongi penjualan ekspor senilai Rp 344,35 miliar. Penjualan ekspor ini terdiri atas penjualan pipa hitam senilai Rp 292,64 miliar, penjualan pipa air senilai Rp 22,14 miliar, dan pendapatan jasa dan lain-lain senilai Rp 29.56 miliar.

Johanes W Edward, Corporate Secretary & Investor Relations ISSP menjelaskan, moncernya kinerja ISSP merupakan kombinasi naiknya volume penjualan, improvement pada product mix, dan efisiensi manufaktur yang berkelanjutan.

Sepanjang Januari-September 2021, emiten produsen baja ini mencatatkan volume penjualan 229.315 ton. Angka ini naik 1,6% secara year-on-year (yoy). Johannes menyebut, penjualan di Juli 2021 sempat tersendat akibat merebaknya Covid-19 varian delta. “Jadi kami gaspolnya di Agustus dan September,” kata Johannes kepada Kontan.co.id, Kamis (4/11).

Baca Juga: Ini Alasan Emiten Baja Optimistis Kinerja Lebih Tangguh di Tahun 2021

Adapun volume penjualan ISSP untuk periode kuartal ketiga 2021 sebanyak 88.093 ton, meningkat 54,64% secara kuartalan.

Sejumlah faktor turut mendorong kinerja ISSP. Indonesia Purchasing Manager’s Index (PMI) secara konsisten naik dari Juli 2021 ketika Varian Delta Covid-19 melanda Indonesia.

Hal ini menunjukkan pemulihan industri manufaktur yang kuat, sejalan dengan berkurangnya penularan Covid-19 di Indonesia. Pada bulan Oktober, PMI Indonesia mencapai rekor 57,2, naik dibandingkan dengan 52,2 pada September dan 43,7 pada Agustus 2021.

Baca Juga: Begini target dan rencana bisnis sejumlah emiten baja tahun ini

Adapun harga baja dunia relatif stabil. Harga baja global yang terkoreksi sedikit dari puncaknya pada Mei-Agustus 2021 disebabkan karena keterbatasan manufaktur terkait aspek lingkungan, gangguan rantai pasokan chip, harga komoditas yang tinggi, dan krisis energi.

Namun kabar terbaru dari Asosiasi Baja Dunia masih memperkirakan pertumbuhan permintaan baja 4,5% pada tahun 2021, setelah pertumbuhan 0,1% pada tahun 2020. “Pada tahun 2022 diprediksi permintaan baja global akan tumbuh sebesar 2,2%,” kata Johannes.

Johannes melihat, menggeliatnya pembangunan infrastruktur menjadi salah satu pendorong penjualan ISSP di tahun ini dan tahun depan. Pencapaian PMI yang mencetak rekor merupakan salah satu indikatornya.

Hampir dipastikan target laba bersih yang dipasang Rp 490 miliar untuk akhir tahun 2021 dapat tercapai.

Baca Juga: Strategi Steel Pipe Industry Indonesia (ISSP) capai target bisnis tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati