Ini Faktor Pendorong Surya Semesta (SSIA) Cetak Kinerja Moncer di Semester I-2023



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) telah melaporkan kinerja keuangan semester I-2023. SSIA tercatat membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp 1,83 triliun. Angka ini lebih tinggi 18,7% dari semula Rp 1,54 triliun pada periode yang sama tahun 2022.

Peningkatan pendapatan SSIA di semester pertama lalu terutama terdorong oleh kinerja yang kuat pada sektor perhotelan dan konstruksi yang masing-masing bertumbuh sebesar 122,3% (Rp 218,6 miliar) dan 7,2% (Rp 82,6 miliar).

Jika diperinci, pendapatan konstruksi memang masih mendominasi kinerja SSIA, di mana angkanya mencapai Rp 1,23 triliun di semester I-2023. Sementara untuk bisnis perhotelan, memiliki porsi sebesar Rp 397,3 miliar.


Selain sektor perhotelan dan konstruksi, SSIA juga mendapatkan pundi-pundi rupiah dari sektor properti sebesar Rp 254,6 miliar, dan pendapatan lain-lain Rp 11,4 miliar.

Erlin Budiman VP Head of Investor Relations menjelaskan bahwa unit konstruksi SSIA, yakni. PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA) berhasil mendapatkan kontrak baru senilai total Rp1,68 triliun, atau meningkat 4% dari Rp1,62 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Baca Juga: Surya Semesta (SSIA) Bukukan Pendapatan Rp 1,83 Triliun pada Semester I

Proyek-proyek utama yang diperoleh pada semester I-2023, antara lain Plant Package 1 & 2 PT Akebono Brake Astra Indonesia (AAIJ) Karawang, Capital Cove BSD Tangerang, Nava Park BSD Tangerang, Power H2O2 Chemical Karawang, PM3 (Brawn Paper) & Warehouse Karawang.

“Kemudian ada BCTMP Main Building Karawang, East Vara BSD Tangerang, RS Dirgahayu Samarinda, Museum Budaya, Sains, & Teknologi Surakarta, dan Luxury Hotel Labuhan Bajo,” ungkap Erlin, dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id.

Untuk sektor perhotelan, lanjut Erlin, berhasil mencatatkan pertumbuhan signifikan di paruh pertama ini. Hal tersebut tercermin dari pertumbuhan tingkat hunian portofolio hotel milik perseroan.

Seperti Gran Melia Jakarta (GMJ) misalnya, yang tingkat huniannya meningkat 41,8% yoy menjadi 48,2% pada semester I-2023. Tingkat rata-rata tarig kamar (ARR) juga naik menjadi Rp 1,13 juta dari semula Rp 948 ribu pada semester I-2022.

 
SSIA Chart by TradingView

Kemudian untuk portofolio hotel SSIA di Bali yakni Melia Bali Hotel (MBH) tingkat huniannya meningkat menjadi 80,3% pada 1H23 dari 35,7% pada 1H22. MBH ARR meningkat menjadi Rp1.80 juta pada 1H23 dari Rp1.11 juta pada 1H22.

Baca Juga: Moncer, Surya Semesta (SSIA) Raup Laba Bersih Rp 4,52 Miliar di Kuartal I-2023

Lalu, ada juga Jumana Bali (JBUR) dan BATIQA Hotels yang tingkat huniannya tercatat masing-masing sebesar 15,3% dan 60,6% per semester I-2023.

Per semester I-2023, laba kotor SSIA tercatat meningkat 54,1% menjadi RP 454,2 miliar. Hal ini terutama disebabkan peningkatan laba kotor dari sektor perhotelan sebesar 166% (Rp 156,1 miliar).

Sejalan dengan hal itu, EBITDA SSIA di semester I-2023 juga meningkat sebesar 100,7% YoY menjadi Rp183,9 miliar dari Rp91,6 miliar pada semester I-2022.

Dari sisi bottom line, SSIA terpantau menanggung kerugian sebesar Rp 51,2 miliar. Kondisi ini berbanding terbalik dengan posisi pada semester I-2022 yang masih mencetak laba bersih hingga Rp 79,5 miliar.

“Terutama disebabkan oleh penurunan sebesar 30,4% YoY pada segmen bisnis properti. Dibandingkan dengan laba bersih pada 1H22, yang tidak termasuk hasil divestasi bisnis gudang SSIA, laba bersih pada 1H23 mengalami peningkatan sekitar 60,1%,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari