Ini faktor teknikal kenaikan harga gas alam



JAKARTA. Sepekan terakhir, harga komoditas berupa gas alam terkoreksi cukup dalam. Sentimen negatif pergerakan harga datang dari prakiraan cuaca di Amerika Serikat (AS) yang mulai menghangat.

Sebagaimana diketahui, gas alam merupakan salah satu energi yang digunakan untuk alat pemanas. Di bursa New York Mercantile Exchange hari ini, Selasa (11/2) pukul 11.00 WIB, harga gas alam pengiriman Maret 2014 naik 0,91% menjadi US$ 4,621 per juta kaki kubik (mmbtu).

Namun harga itu masih terkoreksi 14,02% jika dibanding harga seminggu sebelumnya. Menjelang berakhirnya musim dingin di AS, permintaan gas alam untuk industry maupun perumahan mulai berkurang.


Analis Monex Investindo Futures, Zulfirman Basir bilang, kenaikan harga gas alam hari ini hanya sebatas faktor teknikal. Dari segi fundamental, menurut Zulfirman pasar masih wait and see atau menunggu beberapa peristiwa.

Peristiwa terpenting itu adalah, pengumuman pasokan gas alam AS pada Kamis (13/2) ini. Data ini bisa meningkatkan harga jika menunjukkan pasokan masih berkurang melanjutkan tingginya permintaan lantaran musim dingin.

Peristiwa ke dua, yaitu pidato dari Ketua Bank Sentral Amerika (The Fed) terkait outlook ekonomi AS. Pengumuman ini disinyalir menunjukkan sikap pesimistis The Fed terhadap perkembangan ekonomi global. "Ini bisa melemahkan dollar AS dan kembali mengangkat harga gas alam," tambah Zulfirman.

Dari segi teknikal, Zulfirman bilang, harga gas alam berpotensi terkoreksi. Hal ini terlihat dari beberapa indikator seperti Moving Average Convergence Divergence (MACD) yang berada di posisi bawah yaitu 0,02. Relative Strength Index (RSI) juga ada di level flat 48. Harga sudah berada di atas moving average (MA) 50.

Sedangkan posisi stochastic ada di level 3,8, itu artinya harga sudah sangat jenuh jual. "Dari segi teknikal indikator stochastic bisa mengangkat harga gas alam," ungkap Zulfirman.

Ia memprediksi, harga gas alam hari ini bisa mencapai US$ 4,47 hingga US$ 5,0 per mmbtu. Sedangkan proyeksinya untuk sepekan ke depan senilai US$ 4,05 sampai US$ 5,30 per mmbtu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri