JAKARTA. Sejumlah petinggi ormas pendiri Partai Golkar kembali mengkritik pencalonan Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal "Ical" Bakrie sebagai bakal calon presiden. Menurut mereka, pencalonan Ical ini menjadi faktor Golkar kini tak memiliki partner koalisi alias "menjomblo"."Soal menjomblo itu, kami memahami ketika kami melemparkan calon yang diusung Partai Golkar menjadi capres, masih ada masalah seperti hasil survei yang stagnan. Sehingga, tidak mudah untuk mendapatkan partner dan mencari pasangan," ujar Ketua Umum Kosgoro Agung Laksono dalam pertemuan Trikarya di rumah pendiri Partai Golkar Suhardiman, Senin (12/5/2014).Lantaran kondisi itu, Agung pun mengaku ada saran dari internal partai berlambang pohon beringin ini agar mengubah penetapan Ical sebagai calon presiden. Namun, pengubahan penetapan Ical itu harus melalui rapat pimpinan nasional (rapimnas)."Yang memutuskan nanti rapimnas bukan DPP Partai Golkar. Pilihannya apakah kemudian tetap mengusung Ical dengan risiko kalah atau Partai Golkar mengubah calon presiden dan wakil presiden dan mencari alternatif baru atau memberikan dukungan terhadap (kandidat) yang selama ini muncul seperti Jokowi dan Prabowo," kata Agung.Ketua Umum MKGR Priyo Budi Santoso menyatakan sependapat dengan Agung. Dia pun membuka peluang Partai Golkar mengalkulasi kembali posisinya dalam menentukan koalisi. "Bisa dikalkukasi ulang. Posisi sekarang ini betul-betul membuat kami sedih, padahal (perolehan suara) kami nomor dua," ucap Priyo.Kritik paling keras dilontarkan oleh pendiri SOKSI Suhardiman. Dia kembali menegaskan bahwa Ical tidak pantas menjadi calon presiden. "Jangan mimpi di siang bolong. Secara historis dan kultural, presiden Indonesia itu berasal dari Jawa," ungkap Suhardiman. (Sabrina Asril)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Ini faktor yang membuat Golkar masih jomblo
JAKARTA. Sejumlah petinggi ormas pendiri Partai Golkar kembali mengkritik pencalonan Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal "Ical" Bakrie sebagai bakal calon presiden. Menurut mereka, pencalonan Ical ini menjadi faktor Golkar kini tak memiliki partner koalisi alias "menjomblo"."Soal menjomblo itu, kami memahami ketika kami melemparkan calon yang diusung Partai Golkar menjadi capres, masih ada masalah seperti hasil survei yang stagnan. Sehingga, tidak mudah untuk mendapatkan partner dan mencari pasangan," ujar Ketua Umum Kosgoro Agung Laksono dalam pertemuan Trikarya di rumah pendiri Partai Golkar Suhardiman, Senin (12/5/2014).Lantaran kondisi itu, Agung pun mengaku ada saran dari internal partai berlambang pohon beringin ini agar mengubah penetapan Ical sebagai calon presiden. Namun, pengubahan penetapan Ical itu harus melalui rapat pimpinan nasional (rapimnas)."Yang memutuskan nanti rapimnas bukan DPP Partai Golkar. Pilihannya apakah kemudian tetap mengusung Ical dengan risiko kalah atau Partai Golkar mengubah calon presiden dan wakil presiden dan mencari alternatif baru atau memberikan dukungan terhadap (kandidat) yang selama ini muncul seperti Jokowi dan Prabowo," kata Agung.Ketua Umum MKGR Priyo Budi Santoso menyatakan sependapat dengan Agung. Dia pun membuka peluang Partai Golkar mengalkulasi kembali posisinya dalam menentukan koalisi. "Bisa dikalkukasi ulang. Posisi sekarang ini betul-betul membuat kami sedih, padahal (perolehan suara) kami nomor dua," ucap Priyo.Kritik paling keras dilontarkan oleh pendiri SOKSI Suhardiman. Dia kembali menegaskan bahwa Ical tidak pantas menjadi calon presiden. "Jangan mimpi di siang bolong. Secara historis dan kultural, presiden Indonesia itu berasal dari Jawa," ungkap Suhardiman. (Sabrina Asril)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News