KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indika Energy Tbk (
INDY) berhasil mencetak kinerja apik sepanjang enam bulan pertama 2021. Emiten tambang batubara ini berhasil membukukan kenaikan pendapatan dan laba bersih. Mengutip laporan keuangan yang dirilis di laman Bursa Efek Indonesia, Senin (2/8), INDY membukukan laba bersih senilai US$ 12 juta di semester I-2021. Angka ini berbanding terbalik dari kondisi pada periode yang sama tahun sebelumnya dimana INDY menderita kerugian US$ 21,91 juta. Membaiknya bottomline INDY tidak terlepas dari membaiknya kondisi pendapatan. Tercatat, INDY membukukan pendapatan US$ 1,28 miliar, naik 14,1% dari pendapatan di semester I-2020 sebesar US$ 1,12 miliar.
Baca Juga: Kinerja apik, Indika Energy (INDY) kembali raup laba bersih US$ 12 juta di semester I Manajemen INDY menyebut, peningkatan pendapatan terutama berasal dari anak usaha INDY, yakni PT Kideco Jaya Agung (Kideco) yang mencatat kenaikan volume dan harga jual rata-rata.
Kideco mencatatkan kenaikan volume penjualan batubara sebesar 8,5%, dari sebelumnya 16,6 juta ton menjadi 18,1 juta ton pada enam bulan pertama 2021. Dari jumlah tersebut, sebanyak 6,4 juta ton atau 35% di antaranya dijual di pasar domestik, jauh melebihi aturan domestic market obligation (DMO) batubara sebesar 25%. Volume penjualan batubara untuk pasar ekspor mencapai 11,7 juta ton dengan negara tujuan diantaranya China, India, dan negara-negara Asia Tenggara. Kideco mencatatkan kenaikan harga jual rata-rata batubara sebesar 21,9%, dari US$ 39,8 per ton menjadi US$ 48,6 per ton pada paruh pertama 2021. Anak perusahaan INDY lainnya yang bergerak di sektor tambang batubara, yakni PT Multi Tambangjaya Utama (MUTU)juga mengalami kenaikan volume penjualan batubara dari 600.000 ton menjadi 900.000 ton. Sama seperti Kideco, MUTU mencatat kenaikan harga jual rata-rata batubara sebesar 30,4%, dari US$ 63,1 per ton menjadi US$ 82,3 per ton. Peningkatan pendapatan juga dikontribusikan oleh PT Petrosea Tbk (PTRO) yang mencatat kenaikan pendapatan 9,9% berkat meningkatnya kinerja di bidang kontrak pertambangan. Tidak ketinggalan, anak usaha lainnya seperti perusahaan transportasi dan logistik laut, yakni PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS), dan perusahaan logistik terintegrasi PT Interport Mandiri Utama (Interport) juga berkontribusi positif terhadap meningkatnya pendapatan INDY. Azis Armand, Wakil Direktur Utama dan Group CEO Indika Energy mengatakan, sepanjang enam bulan pertama 2021, INDY berhasil mencatatkan kinerja yang solid dan mencapai target produksi batubara yang ditetapkan. Meningkatnya permintaan dan terbatasnya pasokan batubara telah meningkatkan harga jual rata-rata batubara, yang turut berperan dalam peningkatan laba bersih.
Azis melihat, situasi ekonomi global akibat pandemi masih cukup menantang. Hal ini memacu INDY untuk lebih adaptif dan tangkas dalam melihat peluang usaha. Sejak 2018, Indika Energy telah melakukan diversifikasi di luar sektor inti di bidang energi dan pertambangan. Investasi diversifikasi Indika Energy kini meliputi tambang emas, teknologi digital, energi baru dan terbarukan, kendaraan motor listrik, juga solusi berbasis alam atau nature-based solutions. “Indika Energy menargetkan 50% pendapatan dari sektor non-batubara pada tahun 2025 dan saat ini kami terus mengembangkan portofolio diversifikasi kami,” tutur Azis dalam keterangan resmi, Senin (2/8).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi