Ini Faktor yang Menghambat Target SDGs di Tahun 2030



KONTAN.CO.ID - NUSA DUA. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencatat pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) baru mencapai 15% dari target yang ditetapkan hingga 2030.

Suharso menjelaskan, beberapa faktor yang menghambat target SDGs ini antara lain ketegangan geopolitik, kesenjangan, kemiskinan ekstrem, perubahan iklim, pandemi, krisis keuangan, dan gangguan rantai pasok global.

“Ini secara signifikan menghambat upaya pemerintah untuk mencapai SDGs pada tahun 2030, sehingga memperburuk risiko fragmentasi global,” ujarnya dalam High-Level Plenary Session di Nusa Dua, Bali, Senin (2/9).


Baca Juga: Target SDGs Baru Capai 17%, Jokowi Tekankan 4 Poin Penting di IAF 2024

Suharso mengungkapkan, berdasarkan penelitian Organisasi Perdagangan Dunia menunjukkan dunia saat ini terbagi menjadi dua blok perdagangan sehingga ini mengakibatkan penurunan produk domestik bruto (PDB) global sebesar 5%.

“IMF memperkirakan kerugian global akibat persaingan perdagangan dapat berkisar antara 0,2% hingga 7% PDB,” ungkapnya.

Suharso menuturkan, negara-negara berkembang hingga berpendapatan rendah merupakan kelompok yang paling terkena dampak dari fragmentasi ini. Selain itu, langkah-langkah transformatif dan kerja sama internasional juga bakal semakin sulit untuk mendorong agenda SDGs 2030 ini.

Baca Juga: Indonesia Belajar pada Pemain Energi Terbarukan Global

“Kerjasama antar global seharusnya efektif, inklusif, dan didukung oleh mitra multipihak,” tuturnya.

Lebih lanjut, Suharso menambahkan, melalui perubahan informatif melalui kemitraan multipihak, diharapkan mampu menghilangkan kesenjangan dan mendorong kemajuan global demi menggapai target SDGs di 2030.

Selanjutnya: Prabowo-Gibran Targetkan Pembangunan 3 Juta Rumah per Tahun, Ini Kata Pengamat

Menarik Dibaca: 7 Manfaat Susu untuk Kulit Wajah, Ada Kandungan AHA-nya Lho!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi