Ini gambaran prospek industri makanan ringan di tahun 2021



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GPMMI) menilai, faktor daya beli masyarakat masih akan mempengaruhi kelangsungan bisnis makanan ringan di tanah air.

Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia Adhi Lukman menyampaikan, tantangan terbesar industri makanan ringan di tahun ini adalah kondisi daya beli masyarakat yang belum sepenuhnya pulih di tengah pandemi Covid-19.

Pembatasan berbagai aktivitas di luar rumah juga ikut mempengaruhi permintaan terhadap makanan ringan. Sebagai contoh, tak sedikit makanan ringan sebagai jajanan pelajar yang gagal terjual secara maksimal oleh toko-toko di sekitar sekolah. Sebab, saat ini sekolah-sekolah di Indonesia masih ditutup dan aktivitas belajar mengajar dilakukan secara virtual.


“Kalau penyediaan bahan baku dan lainnya masih aman, hanya saja faktor permintaan yang masih menjadi tantangan,” tutur Adhi, Senin (8/3).

Baca Juga: Garudafood (GOOD) optimistis penjualan makanan ringan pada tahun ini bakal melesat

Ia menilai, dengan kondisi tersebut, para pelaku usaha makanan ringan harus lihai dalam menjalankan strategi efisiensi sekaligus tetap berinovasi dalam hal penyediaan bahan baku, kemasan, hingga meluncurkan produk baru. Periode musiman seperti libur bulan puasa dan lebaran juga dapat dioptimalkan oleh pelaku usaha untuk menggenjot penjualannya.

Terlepas dari itu, ia yakin bahwa sentimen negatif berupa belum pulihnya daya beli masyarakat tidak akan berpengaruh terhadap tingkat persaingan bisnis antar pelaku usaha makanan ringan. Walau harus diakui, persaingan yang ideal terjadi manakala permintaan dari konsumen meningkat. Sebab, pelaku usaha yang bersaing sama-sama dalam kondisi yang kuat dari sisi kinerja.

Sementara itu, Direktur PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD) Paulus Tedjosutikno menyebut, terjadi kenaikan penjualan pada produk-produk baru kategori makanan ringan yang diluncurkan pada akhir tahun 2020 lalu, yakni Garuda Potato dan Garuda O’Corn.

Berkaca dari situ, GOOD percaya bahwa tahun 2021 akan menjadi tahun kebangkitan penjualan produk makanan dan minuman. Diyakini pula bahwa produk makanan ringan akan semakin berkontribusi besar terhadap total penjualan perusahaan tersebut di tahun ini.

Pihak GOOD masih akan fokus pada penjualan di pasar domestik dengan mengoptimalisasi dan mensinergikan jaringan distribusi yang dimiliki. Perusahaan ini juga akan terus meluncurkan produk-produk baru yang inovatif pada masing-masing kategori. “Kami berharap produk-produk ini nantinya dapat diterima dengan baik oleh masyarakat Indonesia,” tukas Paulus, Senin (8/3).

Sekretaris Perusahaan PT Mayora Indah Tbk (MYOR Yuni Gunawan mengatakan, makanan ringan yang dijual MYOR termasuk dalam segmen bisnis package foods. Adapun segmen bisnis MYOR lainnya adalah package beverages. Kedua segmen ini memberikan kontribusi yang tidak jauh berbeda bagi MYOR.

Ia tidak menjelaskan secara khusus target penjualan makanan ringan MYOR. Namun, target penjualan dari kombinasi segmen package foods dan package beverage MYOR di tahun ini dipatok tumbuh sebesar 10%.

Untuk mengoptimalkan penjualan makanan ringan, MYOR selalu berusaha memastikan ketersediaan produk tersebut baik di toko-toko tradisional, minimarket, maupun supermarket. “Kami berupaya menghadirkan produk-produk berkualitas yang dibutuhkan dan sesuai dengan selera konsumen,” katanya, hari ini.

Manajemen MYOR juga menilai bahwa prospek penjualan produk ke pasar ekspor di tahun ini bakal lebih baik dibandingkan tahun lalu. Hal ini didasari oleh harapan bahwa pandemi Covid-19 akan lebih terkendali sehingga memberi optimisme bagi masyarakat untuk terus melakukan kegiatan dan bisnis pun menjadi berkembang.

Selanjutnya: Bisnis makanan ringan Mayora Indah (MYOR) diyakini tumbuh tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat