KONTAN.CO.ID - Indonesia sudah memasuki musim penghujan. Bahkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) beberapa kali mengingatkan masyarakat akan adanya cuaca ekstrem. Ketika musim hujan, penyakit yang wajib diwaspadai oleh masyarakat adalah Demam Berdarah Dengue atau DBD. Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya mencatat ada 187 kasus DBD di tahun 2022. Gina Noor Djalilah, Pakar Kesehatan sekaligus Dosen Spesialis Anak Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, menjelaskan DBD merupakan penyakit infeksi serius di Indonesia.
Minimnya pengetahuan tentang gejala DBD pada anak mengakibatkan banyak kasus yang terlambat ditangani. “DBD sendiri terbagi menjadi tiga jenis, yakni demam dengue, demam berdarah dengue dan dengue syok
syndrome,” jelas Gina, dikutip dari situs UM Surabaya.
Baca Juga: Daftar 50 Kampus Terbaik Indonesia Tahun 2022, Universitas Mana yang Nomor 1? Gejala-gejala penyakit DBD
Gina menjelaskan pada beberapa kasus, gejala DBD jenis demam dengue pada anak seringkali diartikan sebagai gejala flu biasa atau infeksi yang disebabkan jenis virus lainnya. Beberapa gejala demam dengue setelah digigit nyamuk yang perlu Anda ketahui diantaranya
- Anak dapat mengalami demam tinggi 3 -14 hari
- Mual
- Muntah
- Sakit kepala
- Nyeri pada otot dan pegal linu di seluruh tubuh
- Muncul ruam kemerahan pada kulit dan pembengkakan pada kelenjar getah bening
Sedangkan pada jenis Demam Berdarah Dengue (DBD) mengakibatkan dampak yang semakin parah dalam tubuh anak. Hal ini disebabkan adanya perembesan plasma darah dengan gejala yang terlihat seperti bengkak, sesak, perut besar dan beberapa pendarahan spontan pada beberapa bagian tubuh. Gina menegaskan munculnya gejala DBD yang sudah parah tersebut karena keterlambatan penanganan sekaligus imunitas anak masih tidak kuat melawan paparan virus. Anak dengan komorbit seperti obesitas bisa mengalami gejala ini meski telah mendapatkan penanganan medis. “Gejala pada anak biasanya dimulai antara 24 sampai 48 jam atau panas hari ke 4 menjelang hari ke 5,” jelasnya lagi.
Baca Juga: Begini Cara Sederhana Memilih Telur yang Baik dan Berkualitas Menurutnya, setelah penurunan suhu tubuh mulai terjadi, beberapa gejala akan muncul yakni:
- Sakit perut atau perut terasa nyeri saat diteka
- Perubahan suhu tubuh dari demam menjadi hipotermia
- Tangan dan kaki dingin dan pucat
- Muntah darah atau feses berdarah
- Mimisan
- Gusi berdarah tanpa sebab
- Trombosit dalam darah mengalami penurunan
- Kerja organ limpa mengalami kerusakan
Dia menambahkan, jika anak sudah pada tahap ini anak akan merasa lelah, gelisah, mudah tersinggung dan mudah marah. Akan ditemukan adanya bocoran plasma saat dilakukan pemeriksaan.
Jenis DBD pada anak yang paling berat yakni
Dengue Syok Syndrome karena merupakan jenis demam berdarah yang paling fatal. Gejalanya berupa:
- Pendarahan tiba-tiba dan tidak berhenti pada area tubuh mana saja termasuk gusi, hidung, mulut dan feses
- Tekanan darah menurun drastis
- Denyut nadi melemah
- Kebocoran pada bagian pembuluh darah
- Produksi air kecil sangat menurun atau bahkan tidak ada
- Terdapat kegagalan pada fungsi organ dalam hingga jumlah trombosit mengalami penurunan kurang dari 100.000 per mili meter kubik
“Gejala demam berdarah jenis ini sangat fatal apabila tidak segera mendapatkan penanganan. DBD sendiri telah memakan banyak korban jiwa dan sebagian besar yang harus kehilangan nyawa adalah mereka usia anak-anak,” katanya lagi. Gina berpesan kepada orang tua agar lebih waspada saat musim-musim hujan seperti ini, orang tua harus mengetahui gejala DBD pada anak dengan menguatkan imun tubuh dengan mencukupi kebutuhan cairan anak dengan memberikan makanan-makanan bergizi dan memberikan vitamin. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News