Ini hal-hal yang dipelototi Sri Mulyani di 2018



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perekonomian Indonesia tahun depan akan terdorong oleh pertumbuhan ekonomi dunia yang cukup baik. Namun, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa hal ini tetap harus diantisipasi. “Kami antisipasi head wind atau angin yang berasal dari depan yang akan berpotensi menahan laju ekonomi dunia ini,” katanya di acara Kompas CEO Forum di Hotel Raffles, Jakarta, Rabu (29/11). Dari sisi eksternal, pertama berlanjutnya pengetatan moneter yang bisa mempengaruhi arah pergerakan likuiditas dunia. Kedua, geopolitik di semenanjung Korea yang bisa mengubah arus modal di negara-negara emerging. “Memang ada risiko dari geopolitik. Korea Utara baru saja meluncurkan misil. Arab Saudi (mengalami konflik) di internal maupun dengan Iran dan gulf state (negara-negara Teluk) lainnya," ungkap Sri. Kondisi geopolitik ini menurutnya akan mempengaruhi harga komoditas, baik minyak maupun komoditas lain yang dianggap sebagai tempat "mengamankan" asetnya, seperti emas. Ketiga, gejala proteksionisme perdagangan oleh negara tertentu. Keempat, akumulasi kerentanan sistem keuangan global yang terindikasi dari price earning ratio (PER) yang sudah terlalu tinggi. Kelima, kenaikan debt to equity ratio di beberapa negara. Keenam, pemulihan ekonomi global yang berisiko temporer karena tidak didukung produktivitas ekonomi dunia yang cukup tinggi. Namun demikian, menurut Sri Mulyani ada lagi yang dianggap sebagai potensi risiko, yakni climate change. “Di Indonesia kita ring of fire. Kita juga dihadapkan natural disaster yang harus kita waspadai,” ujar dia.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dessy Rosalina