Ini hasil uji coba co-firing di PLTU Ropa dan PLTU Bolok



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam mendukung peningkatan penggunaan energi baru terbarukan (EBT) untuk penyediaan listrik, uji coba program co-firing kembali dilakukan di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Ropa Flores dan di PLTU Bolok Kupang.

Co-firing merupakan pemanfaatan bahan bakar dari biomassa dan sampah untuk pembangkit listrik melalui substitusi bahan bakar batubara.

Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan, uji coba co-firing telah dilakukan di berbagai PLTU di Indonesia dengan substitusi biomassa sebesar 1% hingga 10%.


"Kabar baik kembali datang kali ini dari PLTU Ropa yang telah berhasil melakukan uji coba 10% biomassa yang diperoleh dari Tempat Olahan Sampah Setempat (TOSS). Sementara untuk PLTU Bolok, co-firing menggunakan 5% biomassa yang berasal dari Woodchips (cacahan kayu)," ungkap Agung dalam siaran pers di situs Kementerian ESDM, Minggu (4/10).

Baca Juga: PLN: Proyek transmisi Jawa-Bali 500 kV ditargetkan kelar 2024-2025

Dia mengungkapkan, metode co-firing ini tercantum dalam Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) 2019 - 2038 yang menyebutkan bahwa peta jalan konservasi energi untuk kegiatan penyediaan energi salah satunya mencakup program peningkatan efisiensi energi pada pemakaian sendiri dan co-firing.

"Co-firing menjadi salah satu rencana pemerintah dalam mengoptimalkan energi terbarukan untuk mendorong target bauran EBT sebesar 23% pada 2025," tandas Agung.

Sementara itu, Executive Vice President Corporate Communication and CSR PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Agung Murdifi mengungkapkan, program co-firing merupakan bagian dari semangat pilar "green" dalam transformasi PLN.

Co-firing merupakan teknologi substitusi batubara dengan energi terbarukan pada rasio tertentu yang tetap memperhatikan kualitas bahan bakar sesuai spesifikasi teknis. "Kami terus mendorong penggunaan EBT demi menyediakan listrik yang ramah lingkungan dan berkelanjutan," ujar dia.

Bahan baku biomassa ini dapat berasal dari olahan sampah, ranting pohon, daun, sekam padi, serbuk gergaji, dan rumput yang diproses menggunakan metode biodrying. Proses selanjutnya, bahan baku diolah menjadi pelet seperti yang digunakan di PLTU Ropa atau menjadi Woodchips seperti yang digunakan di PLTU Bolok.

Sebagai informasi, uji coba co-firing untuk PLTU Ropa telah dilakukan pada 14-15 September 2020 dan PLTU Bolok pada 28-30 September 2020 dengan hasil proses pembakaran sempurna dan karakteristiknya mirip dengan batubara yang digunakan di PLTU tersebut.

Keberhasilan ujicoba co-firing di PLTU Ropa terlihat dari parameter yang menunjukan tidak ada perbedaan signifikan atas penggunaan 100% batubara dengan pencampuran biomassa.

Selanjutnya: Proyek SUTET Tambun dan SUTT Tambun II Incomer rampung, listrik di Jakarta kian andal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat