Ini Hitungan Emiten Properti soal Aset yang Kena PPN DTP



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) ditanggung pemerintah (PPN DTP) sudah berjalan selama hampir tiga bulan.

Asal tahu saja, pemerintah memberikan fasilitas PPN DTP 100% untuk rumah seharga sampai Rp 5 miliar. Fasilitas ini diberikan untuk pembeli 1 rumah per 1 NIK atau 1 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

Program PPN DTP akan berlangsung selama 14 bulan, mulai bulan November 2023 hingga bulan Desember 2024. Artinya, sudah tiga bulan sejak program ini diterapkan.


President Director Summarecon Adrianto P. Adhi berterima kasih kepada pemerintah terkait program PPN DTP ini.

“Artinya, masyarakat pembeli rumah ini mendapatkan diskon dibayari pemerintah. Insentif ini bukan untuk pengembang sebenarnya, tetapi untuk konsumen. Namun, memang laju penjualan kami jadi lebih bagus,” ujarnya saat ditemui Kontan di Bandung, Kamis (18/1).

Baca Juga: Summarecon Agung (SMRA) Bukukan Marketing Sales Rp 4,8 Triliun pada 2023

SMRA membuat perhitungan akan ada pendapatan sekitar Rp 2 triliun dari aset mereka yang ikut program PPN DTP. “Setidaknya ada sekitar Rp 2 triliun hingga akhir tahun 2024 (saat PPN DTP berakhir),” ujarnya.

Jika dirinci, raihan itu berasal dari 8 township ready stock milik SMRA. “Sampai dengan saat ini, SMRA sudah menyerap sekitar 15% dari target tersebut,” ungkapnya.

Lain halnya dengan hitungan PT Ciputra Development Tbk (CTRA). Direktur Ciputra Development Harun Hajadi mengatakan, PPN DTP sangat membantu industri properti, karena ada potongan harga sebesar 11%.

“Akan tetapi ketentuannya adalah produk harus sudah siap (ready stock) atau produk yang bisa lunas pada bulan Desember dan selesai bangunan serah terima pada bulan Juni 2024,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (26/1).

CTRA saat ini memiliki 60 proyek lebih di seluruh Indonesia dan ada sekitar Rp 1,2 triliun yang dihitung terserap dari aset yang ikut serta insentif PPN DTP. “Kurang lebih ada nilai sekitar Rp 1,2 triliun,” ujarnya.

Harun menambahkan, marketing sales CTRA berada di Rp 10,2 triliun. Artinya, raihan ini lebih tinggi dari angka awal yang ditargetkan CTRA sebelumnya, yaitu Rp 9,8 triliun.

Jika dihitung, marketing sales tahun 2023 ini meningkat sebesar 24% secara year-on-year (YoY) dan mencapai 105% dari target.

“Target (tahun 2024) masih belum ada, belum selesai konsolidasi,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat