Ini industri non-migas yang masih tumbuh di tengah pandemi virus corona



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengakui di tengah pandemi Corona yang menghantam seluruh industri, masih ada sejumlah industri non-migas yang mencatatkan pertumbuhan di kuartal I tahun ini. 

Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian, Muhammad Khayam menjelaskan Kemenperin telah melakukan pemetaan kepada sektor industri yang terpukul karena pandemi Corona. "Dari banyaknya sektor yang terimbas, ada beberapa sektor yang tetap memiliki demand tinggi yang bisa memperkuat neraca perdagangan,” kata Khayam dalam keterangan tertulis, Selasa (5/5). 

Baca Juga: Akibat corona, berbagai negara khawatir industri strategisnya diakuisisi China


Menurut Dirjen IKFT, pemetaan tersebut mulai dari sektor industri kecil, menengah sampai skala besar. “Secara ringkas, 60 persen dari industri suffer, 40 persennya adalah industri yang moderat dan demand tinggi. Hal ini tentunya akan menyebabkan tertekannya pada pertumbuhan industri,” ungkapnya. 

Adapun berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan industri pengolahan nonmigas berada di angka 2,01% sepanjang kuartal I-2020. Hal ini membawa dampak pada laju perekonomian nasional yang hanya mampu tumbuh 2,97%. 

Khayam menyebutkan, sektor manufaktur yang saat ini masih memiliki permintaan cukup tinggi di pasar, yakni industri makanan dan minuman. Selain itu, industri yang terkait dengan sektor kesehatan, seperti industri alat pelindung diri (APD), industri alat kesehatan dan etanol, industri masker dan sarung tangan, serta industri farmasi dan fitofarmaka.

Baca Juga: Pengembang properti sambut baik kebijakan relaksasi bunga kredit rumah

Merujuk laporan BPS, beberapa sektor industri pengolahan nonmigas yang masih mencatatkan kinerja positif sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, di antaranya adalah industri kimia, farmasi dan obat tradisional yang tumbuh 5,59 persen, kemudian industri alat angkutan (4,64%) serta industri makanan dan minuman (3,94%).

Sedangkan sektor yang terpukul paling parah oleh dampak pandemi virus corona, meliputi industri otomotif, logam, kabel dan peralatan listrik, semen, keramik, kaca, karet, mesin, alat berat, elektronika dan peralatan komunikasi, tekstil, serta mebel dan kerajinan. “Yang terdampak moderat, di antaranya adalah industri petrokimia, industri plastik, dan industri pulp,” imbuh Khayam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .