Ini jadwal BNBR rampungkan private placement



KONTAN.CO.ID - PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) akan menerbitkan Obligasi Wajib Konversi (OWK) dan saham biasa seri D guna menambah modal perusahaan. BNBR akan menerbitkan sebanyak 55,75 juta saham biasa seri D dengan nilai nominal Rp 50 per saham. Private placement ini hanya 0,05% dari total modal ditempatkan dan disetor BNBR. Dengan hitungan angka nominal, penambahan saham hanya bernilai Rp 2,79 miliar. Sebelumnya, rapat umum pemegang saham BNBR juga menyetujui private placement hingga 20,74 miliar saham. "Penerbitan 55,75 juta saham baru tersebut adalah sisa dari NPR1 (non pre-emptive rights 1) tahun lalu yang belum terkonversi. Sedangkan saham 20,74 miliar adalah bagian dari NPR2 tahun ini yang akan rampung September dan masih tetap berjalan," terang Gafur Sulistyo Umar Direktur Utama BNBR saat dikonfirmasi KONTAN, Kamis (31/8). Dalam keterbukaan informasi BEI disampaikan, langkah penerbitan 55,75 juta saham itu diambil setelah perusahaan mendapatkan persetujuan dalam RUPS-LB yang digelar pada 2 Juni 2016. Ini terkait pelaksanaan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (non-HMETD). Sebelum pelaksanaan non-HMETD, jumlah modal saham yang ditempatkan dan disetorkan perusahaan adalah sebesar 113,48 miliar saham. Setelah non-HMETD menjadi 113,53 miliar saham dengan nilai nominal Rp 50 per saham. Jadwal pelaksanaan aksi ini, penerbitan saham baru dilakukan pada 8 September 2017, pencatatan saham baru non-HMETD dilaksanakan pada 11 September 2017, dan pemberitahuan hasil pelaksanaan non-HMETD pada 13 September 2017. BNBR belum mengungkapkan besaran OWK. Sebelumnya, KONTAN melaporkan, nilai OWK BNBR bisa mencapai Rp 1,03 triliun. Utang yang akan dikonversi menjadi OWK adalah utang Credit Suisse AG cabang Singapura dan utang dari Daley Capital Limited. Jumlah masing-masing utangnya yakni US$ 70,43 juta dan US$ 7,48 juta. Muhammad Nafan Aji analis Binaartha Parama Sekuritas menyatakan kebijakan BNBR dalam menerbitkan saham biasa seri D dan OWK tersebut bisa menambah modal perusahaan. Hal itu bisa menjadi bagian dalam langkah emiten dalam rangka melakukan restrukturisasi utang. “Rasio utang 2,36 kali, masih tinggi,” ujar Nafan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dessy Rosalina