KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memulai perjalanan ke Asia akhir pekan ini. Perjalanan selama 11 hari ini merupakan perjalanan dinas paling lama yang dilakukan oleh presiden AS dalam 25 tahun terakhir.

Trump akan melawat ke beberapa negara, seperti Jepang, Korea Selatan, China, Vietnam, dan Filipina. Kunjungan ini dilakukan di tengah naiknya tensi Semenanjung Korea, terutama dengan program nuklir dan rudal Korea Utara.

Mengawali perjalanan, Trump akan mampir ke Hawaii untuk berkunjung ke USS Arizona Memorial Pearl Harbor. Trump juga akan ikut briefing di US Pacific Command.

Pada Minggu, 5 November, Trump akan tiba di Jepang dan main golf dengan Perdana Menteri Shinzo Abe dan pegolf profesional Hideki Matsuyama di Kasumigaseki Country Club. Setelah main golf, Trump akan menggelar pertemuan bilateral dengan Abe.

Selasa, 7 November, di Korea Selatan, Trump akan mendatangi Camp Humpreys, kompleks militer AS di bagian selatan Seoul serta bertemu dengan Presiden Moon Jae-in Menurut staf Gedung Putih yang dikutip BBC, Trump tidak akan mendatangi demilitarized zone (DMZ) yang merupakan wilayah perbatasan antara Korea Utara dan Selatan, mengingat sensitifnya hubungan tiga pihak ini.

Pada Jumat, 10 November, Trump akan hadir pada pertemuan Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) di Vietnam. Konferensi ini akan diselenggarakan di Danang. Sehari setelah itu, Trump akan mampir ke Hanoi dan bertemu dengan Presiden Tran Dai Quang dan pemimpin Vietnam lain. 

Kunjungan terakhir Trump di Asia Tenggara adalah ibukota Filipina. Manila. Trump akan melawat ke Manila pada 12 November. Di sini, Trump akan ikut gala dinner ulang tahun ASEAN ke-50. Sehari setelah itu, Trump akan hadir pada konferensi ASEAN di Manila dan bertemu dengan Presiden Rodrigo Duterte.

Kunjungan paling lama presiden AS ke Asia sebelumnya terjadi pada akhir 1991 dan awal 1992. Ketika itu Presiden AS George HW Bush menjadwalkan lawatan cukup lama di Asia. Saat kunjungan ke Jepang, Bush pingsan dan muntah di satu acara perjamuan.

Editor: Wahyu T.Rahmawati