Ini jawaban PLN soal tudingan udara Jakarta kotor gara-gara PLTU



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) merespon tudingan soal polusi udara buruk di Jakarta disebabkan oleh pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang bahan bakarnya dari batubara. Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan bahwa salah satu sebab udara Jakarta buruk karena adanya PLTU batubara.

Executive Vice President Public Relation and CSR PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Dwi Suryo Abdullah menerangkan PLN selalu berupaya untuk menaati peraturan dan perundang undangan tentang Lingkungan Hidup yang berlaku, yang setiap bulannya secara periode memberikan laporan Kementrian Lingkungan Hidup.

Dari Laporan yang telah disampaikan ke Kementrian Lingkungan Hidup dari ketiga Pembangkit Listrik yang memasok listrik Jakarta (Pembangkit di Muara Karang, di Priok dan yang di Lontar) mendapatkan penghargaan PROPER HIJAU. Pembangkit Listrik yang ada di wilayah DKI Jakarta antara lain:


1. PLTGU Muara Karang Kapasitas 1.219 MW.  2. PLTU Muara Karang, kapasitas 400 MW. 3. PLTGU Priok Kapasitas 2800 MW.

Alhasil, kata Dwi, total kapasitas tiga pembangkit yang masuk di wilayah Jakarta sebesar 4.419 MW. "Baik yang di Muara Karang dan Priok energi primernya menggunakan gas, beban puncak DKI Jakarta sebesar 5.400 MW dilayani oleh 80 Gardu induk 150 kV yang di pasok dari empat GITET," imbuh dia ke Kontan.co.id, Senin (10/6).

Pelanggan Listrik PLN yang di Jakarta di Pasok dari Pembangkit yang ada di Muara Karang, Pembangkit yang ada di Priok, PLTU Batubara Lontar yang di Banten,  Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi ( GITET ): Cawang, Gandul, Bekasi Kembangan.

Dwi juga menjelaskan, bahwa sebaran dampak emisi PLTU Batubara SOX atau NOX terjauh 30 kilometer (km) itupun kalau ada emisi gas buangnya terdekat PLTU batubara milik PLN. "Yang terdekat adalah di PLTU Lontar Banten dimana jarak dari pusat kota Jakarta 70 km," imbuh dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini