KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (
ANJT) menargetkan peningkatan produksi Tandan Buah Segar (TBS) sebesar 7% di tahun 2023. “Diharapkan peningkatan produksi ini mampu mendorong pendapatan perusahaan lebih tinggi di tengah harga CPO yang berada di rentang yang lebih rendah dibandingkan tahun lalu,” kata Nopri Pitoy, selaku Direktur Keuangan ANJT, saat dihubungi Kontan, Selasa (29/08). Jika merujuk pada laporan keuangan ANJT pada semester I-2023, pendapatan turun 20,4%
year on year (YoY) menjadi US$ 114,8 juta, dibandingkan US$ Rp 144,14 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Akibatnya, ANJT harus menanggung rugi bersih sebesar US$ 4,66 juta pada periode semester I-2023. Berbanding terbalik dari posisi laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 19,25 juta pada periode semester I-2022.
Baca Juga: Austindo (ANJT) Catatkan Penjualan US$63,9 Juta pada Kuartal II 2023, Ini Penopangnya Nopri mengungkap bahwa penurunan kinerja keuangan ANJT pada semester I-2023 disebabkan oleh pendapatan yang lebih rendah sebagai dampak dari harga jual rata-rata yang lebih rendah dibanding periode yang sama pada tahun lalu. “Selain itu, terdapat peningkatan beban penyusutan dan bunga serta biaya operasional yang lebih tinggi dari tanaman yang baru menghasilkan di perkebunan Papua Barat Daya dan dari area penanaman kembali di perkebunan Sumatera Utara I dan perkebunan Pulau Belitung,” jelas dia. Dia menjelaskan, produksi sawit ANJT dari area yang baru akan mencapai tingkat optimal dalam dua hingga tiga tahun ke depan sehingga biaya tunai (
cash cost) per ton diharapkan akan turun seiring peningkatan produksi tersebut. “Saat ini perusahaan tengah fokus pada upaya peningkatan produktivitas, pengendalian biaya serta mitigasi dampak perubahan iklim melalui berbagai inovasi agronomi dan strategi keberlanjutan yang sedang dikembangkan, seperti komposting, fertigasi tetes serta assisted pollination,” ungkapnya.
Selain meningkatkan TBS, rencana lain yang dilakukan perseroan adalah fokus pada pengembangan unit bisnis yang lain, yaitu unit bisnis kacang edamame.
“Unit bisnis edamame kami saat ini telah berhasil melakukan ekspor ke India,” katanya. Ia menambahkan, ekspansi ekspor di unit bisnis edamame ini bukanlah yang pertama kalinya bagi ANJT. Pada Maret 2021, ANJT telah berhasil memulai ekspor edamame beku ke Jepang. “Ini membuktikan kualitas produk kami mampu memenuhi persyaratan ketat pasar internasional. Kami yakin bahwa produk edamame Indonesia memiliki potensi yang besar untuk menembus pasar global,” tutupnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari