KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR) mengungkapkan bahwa saat ini sedang melakukan penjajakan dengan investor strategis. Hal tersebut dilakukan untuk mengembangkan bisnis Bank Amar sebagai bank digital. Perseroan akan mengundang investor strategis masuk melalui penawaran umum terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Dukungan investor dibutuhkan Bank Amar dalam rangka memenuhi ketentuan modal inti minimum Rp 3 triliun yang tenggak waktunya tinggal 11 bulan lagi. "Kami sedang dalam pembicaraan dengan potensial investor untuk memenuhi modal inti Rp 3 triliun," kata Presiden Direktur Bank Amar Vishal Tulsian dalam webinar, Rabu (2/2).
Pada bulan Februari ini, Bank Amar akan menggelar rights issue dengan target dana Rp 1 triliun. Perseroan akan menerbitkan saham baru sebanyak 5,78 miliar dengan nominal Rp100 per saham dengan harga pelaksanaan Rp 173 per saham. Tolaram Group Inc, selaku pemegang saham pengendali Bank Amar dengan kepemilikan saham 30% akan mengeksekusi seluruh haknya dalam rights issue ini dan sekaligus akan bertindak sebagai pembeli siaga untuk menyerap saham baru yang tidak diambil pemegang saham lainnya maksimal Rp 700,5 miliar. Baca Juga: Bank Amar Indonesia (AMAR) Tetap Dikendalikan oleh Tolaram Group Setelah pelaksanaan rights issue ini rampung, Bank Amar akan kembali lagi melakukan rights issue untuk memenuhi ketentuan modal inti. Adapun per September 2021, modal inti bank ini masih Rp 1,01 triliun. "Kami akan kembali melakukan rights issue lagi sehingga akan memenuhi aturan permodalan," tegas Vishal. Rights issue pertama Bank Amar akan digelar bulan ini. Tanggal terakhir perdagangan saham dengan HMETD atau cum rights di pasar reguler dan negosiasi dijadwalkan pada 9 Februari 2022, sedangkan di pasar tunai pada 11 Februari.
AMAR Chart by TradingView