BANDUNG. PT Bank Pembangunan Daerah Jabar Banten (Bank BJB) akan menggenjot penyaluran kredit mikro melalui program linkage dengan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di kabupaten/kota di provinsi Jawa Barat. "BPR memiliki potensi jaringan yang cukup mengakar di masyarakat, kita genjot penyaluran dan optimalisasi linkage kredit mikro melalui BPR," kata Direktur Mikro Bank BJB Agus Gunawan di Bandung, Kemarin. Ia menyebutkan, di Jabar terdapat 33 BPR milik Pemprov Jabar dan kabupaten/kota di provinsi itu. Dua BPR diantaranya sudah diakuisisi menjadi anak perusahaan Bank BJB, termasuk Bank BJB Syariah.
Sedangkan 31 BPR lainnya tersebar di kabupaten/kota, dan mereka memiliki jaringan kantor unit yang tersebar dan telah memiliki nasabah tradisional dengan pasar BPR yang khas. "Langkah pertama melakukan pembenahan manajemen BPR itu, kerja sama manajemen. Rencananya SDM Bank BJB akan ditempatkan untuk memperkuat manajemen BPR," kata Agus Gunawan. Dengan adanya penempatan SDM Bank BJB di BPR yang akan menjadi mitra kerja sama penyaluran kredit linkage itu diharapkan juga akan meningkatkan kesehatan dan ketangguhan manajemen. "Selain membenahi SDM dan manajemen, juga akan diperkuat infrastruktur IT untuk layanan online," katanya. Lebih lanjut Agus Gunawan menyebutkan, saat ini Bank BJB tengah melakukan pembenahan sektor kredit mikro, termasuk pula mematangkan dan memperkuat peta pasar mikro di Jabar dan Banten. "Penyaluran kredit mikro Bank BJB saat ini sekitar Rp4 triliun, memang ada penurunan, namun itu dikarenakan kita tengah melajukan pembenahan, termasuk di Warung BJB. Dalam berberapa bulan ke depan kita siap menggenjot lagi," kata Agus Gunawan. Sementara itu Direktur Bank BJB Achmad Irfan menyebutkan kinerja Bank BJB pada triwulan pertama 2015 membukukan laba bersih Rp388 miliar atau meningkat 18,9% dibanding periode sama tahun sebelumnya. Sedangkan dari sisi aset pada triwulan I tercatat Rp87,6 triliun atau meningkat 11% dibanding periode sama tahun 2014. Sedangkan penghimpunan dana pihak ketiga mencapai Rp71,4 triliun atau meningkat Rp16,1 triliun.
Pertumbuhan juga di sektor penyaluran kredit yang mencapai 9,5% dengan total kredit senilai Rp49,9 triliun. Menurut Irfan pertumbuhan itu sejalan dengan pertumbuhan kredit perbankan nasional. "Untuk peningkatan kredit salah satunya didukung oleh pertumbuhan kredit konsumer yang tumbuh sebesar Rp3,7 triliun," katanya. Lebih lanjut, Ahmad Irfan menambahkan aktivitas bisnis itu didukug kecukupan modal serta keberhasilan menyeimbangkan rasio kredit terhadap dana pihak ketiga yang tercermin dari stabilnya rasio kecukupan modal (CAR) mencapai 15,6% serta LDR mencapai 74,6%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto