KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perbankan digital terus berupaya memperbesar porsi dana murah atau current account savings accounts (CASA) di tahun ini. PT Bank Jago Tbk (ARTO) misalnya, yang pada semester I-2023 mencatatkan kenaikan dana murah seiring dengan lonjakan dana pihak ketiga. Dari total Rp 10,1 triliun DPK yang berhasil dihimpun Bank Jago, porsi CASA mendominasi 71,4% atau Rp 7,2 triliun. Sementara itu 28,6% atau Rp28,9 triliun merupakan deposito. Direktur Kepatuhan & Corporate Secretary Bank Jago Tjit Siat Fun menyampaikan, faktor pendorong kenaikan CASA salah satunya karena unique value proposition (UVP) Bank Jago melalui Jago App dan kolaborasi dengan ekosistem digital dan mitra yang juga merupakan faktor pendorong peningkatan DPK.
Baca Juga: Tren Bisnis PayLater Dapat Gerus Bisnis Kartu Kredit "Kami percaya kolaborasi adalah cara yang efektif untuk bisa bertumbuh cepat dan efisien. Untuk itu Bank Jago menjalin kerja sama dengan mitra untuk pembayaran gaji karyawan sehingga dana yang mengendap membuat CASA meningkat," ungkap Tjit Siat Fun kepada kontan.co.id, Selasa (8/8). Ke depan pihaknya akan terus memperluas dan memperdalam kolaborasi dengan ekosistem yang sudah ada maupun yang baru untuk terus memberikan produk dan layanan keuangan kepada nasabah. "Intinya kami berharap Bank Jago dapat terus menumbuhkan DPK dengan rasio yang kurang lebih sama dengan saat ini," imbuhnya. Sementara PT Bank Neo Commerce Tbk (BYBB) mencatat kenaikan dana murah sebesar 20,7% menjadi Rp 3,79 triliun pada semester I-2023, dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 3,15 triliun. Dari total DPK sebesar Rp 15,22 triliun pada semester I/2023, porsi dana murah sebesar 24,94%. Pjs Direktur Utama Bank Neo Commerce Aditya Windarwo menyampaikan, faktor pendorong peningkatan dana murah seiring dengan pertumbuhan produk tabungan Neo Now yang mencapai 45,84% menjadi Rp 3,06 triliun pada Juni 2023. Aditya menjelaskan, dalam upaya memacu pertumbuhan dana murah, BNC terus melakukan edukasi dan promosi terkait produk-produk unggulan. Salah satunya, melalui produk tabungan Neo NOW, yang memberikan imbal balik optimal dan menawarkan fleksibilitas bagi masyarakat karena dapat ditarik kapan saja dan tanpa ada biaya admin. Selain itu, BNC juga turut menawarkan cash management dan payroll untuk nasabah korporasi. “Kami juga melakukan kerjasama melalui partnership dan channeling serta penyaluran secara digital melalui aplikasi neobank. Oleh karena itu kami optimis dana murah perseroan akan terus tumbuh yang dimotori oleh pertumbuhan produk tabungan Neo NOW yang stabil dari tahun ke tahun,” ucapnya. Bank digital lain juga tercatat terus berupaya memperbesar porsi dana murahnya seiring dengan jumlah peningkatan simpanan nasabah. Seperti PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) yang mencatatkan kenaikan dana murah mencapai Rp 34,90 miliar atau meningkat 52,74% dari periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 22,85 miliar. Dari total dana murah yang berhasil di himpun perseroan sebesar Rp 4,84 triliun pada semester I-2023, porsi dana murah tercatat 8,77% terhadap total DPK.
Baca Juga: Makin Besar, Kontribusi Anak Usaha ke Laba Perbankan Adapun BCA Digital mencatatkan kenaikan dana murah 113,38% yoy pada semester I/2023 menjadi Rp 2,71 triliun. Dari total dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun perseroan sebesar Rp 8,38 triliun, sebanyak 32,3% merupakan porsi dari dana murah. Di sisi lain porsi dana murah PT Bank Raya Indonesia Tbk. (AGRO) atau Bank Raya tercatat menurun menjadi hanya sebesar Rp 497,05 miliar pada semester I-2023 dari periode sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 1,60 triliun. Hal ini sejalan dengan total simpanan nasabah yang turun 28,76% menjadi Rp 8,2 triliun dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp 11,51 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi