KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Periode akhir tahun diprediksi menjadi momen bangkitnya produk-produk reksadana saham. Musim perayaan natal dan tahun baru (nataru), serta potensi terjadinya window dressing bakal menjadi katalis positif bagi pasar saham. Penguatan kinerja pasar saham di akhir tahun biasanya dikaitkan dengan periode festive season seiring perayaan nataru yang diyakini bisa mendongkrak pasar. Performa IHSG juga lebih apik berkat window dressing yakni waktunya bagi para Manajer Investasi (MI) untuk mempercantik portofolio aset dan juga emiten untuk memoles lagi harga sahamnya. Strategi mengutak-atik portofolio saat
window dressing dapat menyegarkan kondisi pasar, sehingga tak heran banyak investor tertarik berinvestasi. Window Dressing yang berpotensi mengangkat pasar saham biasanya terjadi di akhir tahun atau bisa pula bergeser ke awal tahun.
Baca Juga: Produk Reksadana Pendapatan Tetap Jadi Jawara pada Bulan November 2023 SVP, Head of Retail, Product Research & Distribution Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM) Reza Fahmi mengatakan, pihaknya berfokus pada saham-saham dengan fundamental tangguh, sambil terus melakukan rotasi alokasi sektor. Henan Putihrai Asset Management memanfaatkan penguatan IHSG di akhir tahun dengan melibatkan pemilihan saham yang diuntungkan saat adanya pemulihan ekonomi. “Saham potensial untuk masuk portofolio saat momentum window dressing biasanya saham-saham yang diuntungkan oleh dinamika ekonomi dan memiliki prospek pertumbuhan,” imbuh Reza kepada Kontan.co.id, Kamis (7/12). Reza berujar, Henan Putihrai AM selalu aktif dalam melakukan rotasi sektor saham untuk mempertahankan return positif produk reksadana. Henan Putihrai Asset Management giat merotasi saham untuk portofolio reksadana yang saat ini fokus pada sektor basic industry, infrastruktur, dan saham cyclical. Saham-saham unggulan HPAM saat ini termasuk BRPT, TPIA, SRTG, MTEL, AMMN, PGEO, dan SSIA. Strategi pemilihan saham oleh Henan Putihrai Asset Management juga mempertimbangkan faktor jangka panjang seperti adanya pemiihan umum dan tren suku bunga di tahun depan. Utamanya memilih saham-saham dengan fundamental kuat. Direktur Batavia Prosperindo Aset Manajemen (BPAM) Eri Kusnadi mengungkapkan bahwa Batavia Prosperindo juga selalu aktif memantau pergerakan pasar, terlepas dari adanya potensi window dressing atau tidak. Sebab, BPAM lebih menekankan pemilihan saham berdasarkan fundamental. “Kami selalu berusaha konsisten dan mempertahankan filosofi investasi kami yaitu fundamental aktif. Ini artinya semua pemilihan saham berdasarkan fundamental perusahaan yang kuat, serta memiliki potensi pertumbuhan yang solid,” jelas Eri kepada Kontan.co.id, Kamis (7/12). Eri menjelaskan, strategi pengelolaan secara aktif yang dimaknai oleh BPAM ialah mengikuti perkembangan pasar agar memastikan posisi portofolio selaras dengan perkembangan dan dinamika pasar terkini. Pemantauan dilakukan secara berkala tiap bulannya, namun hasilnya tidak selalu mesti mengubah komposisi aset. Saat ini tidak ada rotasi secara khusus yang dilakukan BPAM untuk memanfaatkan momentum akhir tahun. Pasalnya, pemilihan sektor sekarang dinilai masih cukup sesuai setidaknya hingga awal tahun depan. Kendati demikian, Eri menuturkan, penyesuaian taktikal jangka pendek tetap dilakukan demi pengelolaan dan kinerja produk reksadana yang lebih baik. Pemantauan dan penyesuaian portofolio aset yang sifatnya taktis dilakukan harian. Besaran porsi aset taktikal tidak kurang dari 25% seperti saat ini pada saham-saham hospital tertentu, saham pertambangan metal, serta saham jalan tol. Besarannya bervariasi bisa banyak atau sedikit, tapi tidak mendominasi portofolio. Eri menyebutkan, portofolio reksadana saham Batavia Prosperindo AM terbagi atas posisi Strategis yang lebih fokus untuk jangka panjang dan Taktis untuk fokus jangka pendek. Ini disesuaikan dengan karakter sektor dan perusahaan tersebut, serta kondisi dan dinamika pasar terkini. “Secara umum, kami menyukai tema big banks, telekomunikasi, dan saham konsumer tertentu. Tentunya disertai dengan berbagai saham yang dipilih berdasarkan bottom up untuk mendongkrak kinerja,” ujar Eri.
Baca Juga: Meski Membaik, Kinerja Reksadana Saham Masih Fluktuatif Direktur Investasi Bahana TCW Doni Firdaus menyebutkan, penyusunan portofolio produk reksadana diupayakan untuk selalu menyesuaikan kondisi pasar dan makroekonomi terkini. Pemilihan saham Bahana TCW sendiri cukup bervariasi dan bergantung dari analisa bottom up yang utamanya memilih saham dengan prospek pertumbuhan. Hanya saja, Doni melihat momentum naiknya pasar saham di akhir tahun salah satunya berkat sentimen window dressing merupakan peristiwa yang tidak dapat diperhitungkan. Peluang kejadiannya tipis terutama setelah kegagalan tahun 2022. Seperti diketahui, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selalu naik di bulan Desember, sejak tahun 2001. Namun, koreksi IHSG di bulan Desember tahun lalu telah memutus tren positif tersebut. “Rekor peristiwa santa rally IHSG pada bulan Desember akhirnya mampu terpecahkan,” kata Doni kepada Kontan.co.id, Kamis (7/12).
Bahana TCW Investment Management fokus pada jangka yang lebih panjang dan melirik saham dengan potensi pertumbuhan. Momentum pemilihan umum (pemilu) dan penurunan suku bunga dinilai sebagai sentimen yang semestinya signifikan untuk pasar saham tahun 2024. Doni mengatakan, periode pemilu tentunya akan berdampak pada volatilitas pasar dikarenakan ketidakpastian. Namun dengan adanya peningkatan anggaran Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebesar 12%YoY, serta potensi kebijakan populis seharusnya berdampak positif bagi pergerakan saham yang berkaitan dengan daya beli masyarakat berpenghasilan rendah seperti telekomunikasi dan konsumer. Di samping itu, potensi pivot oleh The Fed tentunya juga akan berdampak positif bagi sektor-sektor yang sensitive terhadap keputusan tingkat suku bunga seperti property dan jalan tol. Bank sentral Amerika Serikat (AS) diekspektasikan bakal memangkas suku bunga di tahun 2024. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi