KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perbankan tengah fokus meningkatkan kemampuan memberikan keuntungan bagi para pemegang sahamnya. Rasio
return on equity (RoE) pun ditargetkan mengalami kenaikan signifikan ke depan. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) misalnya, berkomitmen untuk meningkatkan RoE mencapai 17%. Rasio RoE ini merupakan indikator yang sangat penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran dividen. Untuk diketahui, di jajaran bank pelat merah, BTN merupakan bank dengan kemampuan paling kecil dalam menghasilkan laba dari modalnya. RoE bank ini per Desember 2022 tercatat sebesar 16%.
Direktur
Risk Management Bank BTN Setiyo Wibowo menjelaskan, faktor pendorongnya, karena perbaikan profitabilitas dari pertumbuhan kredit yang sehat, pengendalian biaya dana, dan kualitas kredit yang makin baik serta efisiensi operasional.
Baca Juga: Dorong Ekonomi Indonesia Maju, BNI Fokus ke Tiga Hal Ini Walau demikian, BTN memperkirakan RoE pasca satu tahun
rights issue akan turun terlebih dahulu jadi 14%. "Hal ini karena peningkatan permodalan dari
rights issue tahun lalu," kata Setiyo kepada kontan.co.id, Kamis (13/4). Untuk diketahui, akhir tahun lalu, BTN telah melakukan
rights issue dan meraup dana Rp 4,13 triliun. Pemerintah sebagai pemilik 60% saham bank ini menyetor modal Rp 2,48 triliun. Untuk meningkatkan profitabilitas ke depan, BTN akan mulai mendorong penyaluran kredit-kredit
high yield, meningkatkan porsi dana murah, serta melanjutkan inisiatif perbaikan proses bisnis dan penyelesaian kredit macet. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (
BBRI) juga bakal fokus meningkatkan RoE ke depan. Pada akhir tahun 2022 tercatat RoE BRI sebesar 16,76%. "BRI memproyeksikan untuk ROE akan terus meningkat menuju level ROE sebelum pandemi," ujar
Corporate Secretary BRI, Aestika Oryza Gunarto. Dalam mencapai hal tersebut, BRI memiliki 4 strategi utama, di antaranya fokus pada penyaluran kredit dengan
yield yang tinggi, seperti segmen mikro, perbaikan struktur dana murah (CASA), menurunkan
credit cost melalui peningkatan kualitas aset, dan melakukan peningkatan secara kontinyu pada sisi efisiensi dan mendorong akselerasi sinergi BRI Group. Di sisi lain, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) menargetkan RoE bisa naik di atas 18% di 2025. Per September 2022, RoE bank ini tercatat sebesar 16,39%, naik dari 10,42% pada periode yang sama tahun lalu. Untuk mencapai itu, BNI disebut akan menjaga biaya kredit di kisaran 1%.
"Sehingga kami akan fokus pada kredit-kredit yang memiliki profil risiko rendah dengan target pertumbuhan kredit di kisaran 10% per tahun," ujar Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini. Selain itu kata Novita, BNI juga akan fokus pada cross seling sekaligus meningkatkan peranan bank sebagai
transactional banking dan menjadi preferensi pertama bagi nasabah. Hal itu diharapkan bisa mendorong potensi pendapatan berbasis komisi alias
fee based BNI. Menurutnya,
fee based Income akan lebih didorong oleh transaksi-transaksi nasabah, tidak hanya terkait transaksi
account maintenance, tetapi juga pada
fee yang sifatnya sindikasi,
advisory, dan
investment. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari