JAKARTA. Politisi senior Partai Golkar, Akbar Tandjung, menilai bagi-bagi uang dalam musyawarah nasional partai merupakan suatu hal yang lumrah. Biasanya, menurut Akbar, uang yang dibagi-bagi berupa uang transportasi untuk membiayai perjalanan para pengurus daerah untuk menuju lokasi munas. Akbar juga menyebut pembagian uang transportasi pernah terjadi pada saat Jusuf Kalla memperebutkan kursi ketua umum Golkar dalam munas beberapa tahun lalu. Ketika itu, Kalla bertarung melawan Akbar untuk memperebutkan posisi nomor satu di partai berlambang beringin itu. "Pak JK waktu itu mengaku juga memberi, tetapi untuk transport katanya. Waktu saya dulu juga katakan untuk transport kembali ke daerah, kesulitan, tentu kami akan bantu," ucap Akbar.
Kendati demikian, Ketua Dewan Pertimbangan Golkar versi Aburizal Bakrie ini mengaku tidak pernah tahu jika ada pembagian uang dalam Munas IX Partai Golkar yang digelar di Bali. Adapun hasil munas di Bali adalah memilih kembali Aburizal sebagai ketua umum secara aklamasi. Ia juga menilai munas di Bali telah memenuhi segala ketentuan yang diatur dalam AD/ART Golkar. "Misalnya, jumlah peserta yang hadir, pimpinan DPD I se-Indonesia dan pimpinan DPD II se-Indonesia, pimpinan dari oganisasi-organisasi kemasyarakatan yang berafiliasi dengan Golkar, dan semua orang tahu siapa yang menjadi pimpinan dari organisasi-organisasi itu dan semua mereka yang dikenal sebagai pimpinan dari organisasi-organisasi tadi itu, baik DPD I, DPD II, maupun yang berafiliasi dengan Golkar, organisasi yang mendirikan, didirikan, dan organisasi sayap semuanya atau sebagian besar mengikuti munas di Bali," paparnya.