KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan pengendali PT Indosat Tbk (ISAT), Ooredoo Q.P.S.C, asal Qatar menyatakan telah menandatangani nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) yang eksklusif dan tidak mengikat secara hukum dengan CK Hutchison Holdings Limited (CK Hutchison). Nota kesepahaman itu sehubungan dengan rencana potensi transaksi untuk mengkombinasikan dua perusahaan telekomunikasi di Indonesia yakni, Indosat dan PT Hutchison 3 Indonesia, anak usaha CK Hutchison kendati tidak spesifik memakai kata merger. Menanggapi hal tersebut, Analis RHB Sekuritas Michael Wilson Setjoadi menilai, konsolidasi seperti itu akan positif untuk sektor operator telekomunikasi.
"Kompetisi akan berkurang dan kita bisa melihat data monetization dan harapannya ebitda margin akan expansion," ujar Michael kepada kontan.co.id, Senin (28/12). Michael menyebut, untuk konsolidasi idealnya adalah tiga operator. Mengenai efisiensi yang dilakukan operator telekomunikasi saat ini, Michael menyebut sudah banyak sekali yang sudah dan sedang dilakukan oleh operator saat ini dari segi operational dan maintenance cost cutting. "Marketing salah satu yang terbesar, personnel expenses, customer care services, dan beralihnya ke digital transaction (melalui aplikasi), sangat bisa mengurangi biaya customer care call center," katanya. Baca Juga: Indosat (ISAT) dan Tri Indonesia bakal merger, fundamental akan meningkat Jika benar Ooredo dan Huchison merger, Michael menilai, ISAT dan Hutchison akan menjadi strong second player di market. "Dengan spectrum mencapai sekitar 100 mhz dan subscriber lebih dari 100 juta," imbuh Michael. Seperti diketahui, Hutchison memiliki bisnis operator Tri yakni ke PT Hutchison 3 Indonesia (Tri Indonesia), sementara Ooredoo memiliki sekitar 65% saham Indosat yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).