Ini kata analis untuk saham-saham yang terafiliasi dengan Sjamsul Nursalim



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendiri perusahaan ban PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) dan PT Mitra Adiperkasa (MAPI) Sjamsul Nursalim ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin (10/6). Sjamsul bersama istri, diduga menyelewengkan dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI). Kerugian negara dalam kasus ini disebut mencapai Rp 4,58 triliun.

Dari prospek saham Nafan mengatakan, secara valuasi, saham-saham perusahaan yang terafiliasi dengan Sjamsul Nursalim memang terhitung masih tinggi. Terlebih bila ditilik dari price equity ratio-nya (PER). 

Terutama saham-saham dari unit bisnis ritel. Berturut-turut PER dari MAPI, MAPA, dan MAPB sebesar 20,34 kali, 29,29 kali dan 38,7 kali.


Sedangkan untuk GJTL, Nafan mengatakan valuasi saham produsen ban itu masih menarik. “PER GJTL ada di level 3,35 kali,” tandas Nafan kepada Kontan.co.id, Rabu (12/6).

Analis Oso Sekuritas Sukarno Alatas menambahkan, kinerja keuangan perusahaan-perusahaan tersebut juga masih menarik. "Pendapatan perusahaan masih terus mengalami pertumbuhan sepanjang kuartal I lalu," tandas Sukarno.

GJTL misalnya mengalami pertumbuhan pendapatan sebesar 4,40% dari Rp 3, 86 triliun menjadi Rp 4,03 triliun. Laba GJTL juga naik dari Rp 97,28 miliar menjadi Rp 151,09 miliar.

Pendapatan MAPI juga naik 8,4% menjadi Rp 4,7 triliun selama kuartal I-2019. Adapun laba MAPI malah merosot sebesar 52% dari Rp 351 miliar di kuartal I-2018 menjadi Rp 167 miliar di kuartal I-2019.

Sedangkan MAPA juga mengalami pertumbuhan pendapatan yang lumayan signifikan. Tercatat, pendapatan MAPA naik 14,68% dari Rp 1,51 triliun menjadi Rp 1,32 triliun. Peningkatan itu juga mengerek laba sebesar 25,6% dari tahun lalu menjadi Rp 197 miliar.

MAPB juga mengalami pertumbuhan pendapatan sebesar 17,03%. Pendapatan yang berhasil diraih oleh MAPB di kuartal I-2019 sebesar Rp 699, 16 miliar. Sedangkan pendapatan MAPB tahun lalu sebesar Rp 597, 38 miliar.

Meski begitu laba MAPB juga tak lantas terkerek naik. Terpantau MAPB mengalami penurunan laba sebesar 24,79%. Tercatat, laba MAPB sebesar Rp 24, 29 miliar pada kuartal I tahun ini. Sedangkan tahun lalu, laba MAPB masih sebesar Rp 32, 30 miliar.

Direktur Avere Investama Teguh Hidayat menambahkan status tersangka Sjamsul Nursalim ia sebut tidak akan berpengaruh banyak terhadap kinerja perusahaan. Ia ragu, proses hukum kepada Sjamsul ini bisa naik ke tingkat lebih lanjut. 

“Sejak dulu, entah kenapa susah sekali menangkap dan menjadikan konglomerat menjadi terdakwa,” kata Teguh, Rabu (12/6).

Selain itu, kapitalisasi pasar emiten Sjamsul Nursalim tersebut juga ia nilai tidak terlalu besar. Hal ini membuat investor tidak terlalu melirik saham-saham tersebut.  “Sehingga kabar mengenai status tersangka Sjamsul tak akan terlalu bergejolak bagi para pelaku pasar,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi