KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menilai langkah peritel makanan minuman atawa mamin (FnB) dalam menjajakan produk di jalanan merupakan strategi sementara yang terpaksa dilakukan untuk bertahan di masa pandemi. Wakil Ketua Aprindo, Fernando Repi berkata hal itu dilakukan sebab peritel tidak memiliki jalan lain lagi karena penutupan mall berdampak pada ketiadaan pengunjung dan berimplikasi pada penurunan omset. "Menurut saya ini hanya bagian dari
survival atau strategi sementara untuk bertahan," ujarnya dalam dalam diskusi The 2nd MarkPlus Industry Roundtable: Retail Industry Perspective yang berlangsung secara virtual, Jumat (16/10).
Baca Juga: Tersengat Covid-19, Sarimelati Kencana (PZZA) luncurkan truk makanan keliling Ia menambahkan, bahkan di awal masa pemberlakuan PSBB jilid pertama, pihaknya juga sempat berpikir untuk menjajakan produk-produknya di mobil pick up dan berkeliling mendekati konsumen. Sebagai informasi, beberapa peritel makanan seperti Boga Group, pengelola restoran Tawan hingga emiten PT Sarimelati Kencana Tbk (
PZZA) menjajakan produk di jalan hingga meluncurkan konsep
foodtruck untuk meningkatkan penjualan di masa pandemi. "Ya sempat juga terpikir seperti itu di masa PSBB awal. Namun, saat kondisi normal dan masyarakat kembali ke mall, ini tidak ada lagi. Ini bukan strategi jangka panjang," sambung dia. Fernando melanjutkan, sampai dengan saat ini transaksi ritel secara keseluruhan sudah anjlok lebih dari 60%. Bahkan khusus di sektor ritel
fashion, penurunan turun hampir 80%. Ia berkata, selain strategi turun ke lapangan sebagaimana yang dilakukan beberapa peritel, pihaknya menilai strategi beralih ke omni channel serta kolaborasi dengan vendor suplier juga perlu dilakukan. "Ini untuk memberikan penawaran terbai bagi konsumen. Ke depannya, berbelanja melalui omni channel, akan menjadi kebiasaan baru," kata dia. Ia mencontohkan seperti Superindo yang menawarkan diskon cashback 10% dengan LinkAja, Alfamart yang mengenakan cashback Rp125.000 dengan GoPay, lalu Lotte Mart yang bekerjasama dengan GoFood untuk berbelanja kebutuhan pokok, lalu Hypermart yang merambah ke Shopee, GrabMart, mengeluarkan fitur Chat and Shop. Tak ketinggalan Fernando juga mencontohkan Alfamart yang meluncurkan layanan berbelanja
drive thru di masa pandemi.
Baca Juga: Pertumbuhan industri makanan dan minuman terhambat selama pandemi corona Ia menambahkan lagi, dari sisi peritel modern yang memiliki gerai, juga perlu mengurangi luas toko menjadi kurang dari 100 meter persegi. Hal ini dibarengi pula dengan mengurangi jam lembur dan tenaga kerja kontrak, dan menutup toko yang negatif. "Tak bisa dipungkiri, dampak dari PSBB dan pandemi ini begitu dalam, dan kami lihat strategi ini relevan ke depannya," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari