JAKARTA. Rencana PT Panasia Filament Inti Tbk (PAFI) untuk melepaskan diri dari ancaman delisting, belum mendapat restu dari Bursa Efek Indonesia (BEI). BEI menilai, pihaknya masih akan mempelajari proses going concern yang sudah diajukan PAFI."Kami sedang pelajari bisnis baru yang diajukan PAFI. Minggu depan akan kami tanya lagi," terang Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Hoesen di Jakarta, Jumat (1/2).Dengan mempelajari rencana bisnis PAFI, ucap Hoesen, pihaknya akan menentukan apakah rencana tersebut memiliki kejelasan atau tidak. "Jika jelas, ya bisa keluar dari ancaman delisting," tambah Hoesen.Pada Kamis (31/1), PAFI sebagai perusahaan yang bergerak di industri pemintalan benang tekstil, pertenunan, dan perdagangan umum, akan mengubah bisnisnya menjadi distributor semen.Dalam keterangannya kepada BEI, Direktur PAFI, Suwadi Bing Andi menjelaskan, akhir Maret ini pihaknya akan menetapkan merk semen yang akan didistribusikan. "Nanti juga akan ada kesepakatan mendaftarkan 5-10 merk semen, diataranya Panasia Semen, Semen Gunung Slamet, Semen Bima Perkasa, Semen Kijang, Semen Elang Jawa, dan Five Star," kata Suwadi.Suwadi juga menambahkan, pihaknya akan membahas beberapa tindakan korporasi seperti menghapus defisit modal yang ada dan memperoleh modal kerja untuk menjalankan usaha sebagai distributor tunggal. Atas rencana itu, PAFI akan melakukan penambahan modal disetor ( pemegang saham lama dan new investor dari salah satu group perusahaan besar di Indonesia ).Selain itu, PAFI juga akan melakukan konversi hutang ke pemegang saham, menjadi modal. "PAFI juga mempertimbangkan melakukan right issue setelah restrukturisasi keuangan maupun setelah ada kinerja bisnis baru," jelas Suwadi.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Ini kata BEI soal rencana bisnis PAFI
JAKARTA. Rencana PT Panasia Filament Inti Tbk (PAFI) untuk melepaskan diri dari ancaman delisting, belum mendapat restu dari Bursa Efek Indonesia (BEI). BEI menilai, pihaknya masih akan mempelajari proses going concern yang sudah diajukan PAFI."Kami sedang pelajari bisnis baru yang diajukan PAFI. Minggu depan akan kami tanya lagi," terang Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Hoesen di Jakarta, Jumat (1/2).Dengan mempelajari rencana bisnis PAFI, ucap Hoesen, pihaknya akan menentukan apakah rencana tersebut memiliki kejelasan atau tidak. "Jika jelas, ya bisa keluar dari ancaman delisting," tambah Hoesen.Pada Kamis (31/1), PAFI sebagai perusahaan yang bergerak di industri pemintalan benang tekstil, pertenunan, dan perdagangan umum, akan mengubah bisnisnya menjadi distributor semen.Dalam keterangannya kepada BEI, Direktur PAFI, Suwadi Bing Andi menjelaskan, akhir Maret ini pihaknya akan menetapkan merk semen yang akan didistribusikan. "Nanti juga akan ada kesepakatan mendaftarkan 5-10 merk semen, diataranya Panasia Semen, Semen Gunung Slamet, Semen Bima Perkasa, Semen Kijang, Semen Elang Jawa, dan Five Star," kata Suwadi.Suwadi juga menambahkan, pihaknya akan membahas beberapa tindakan korporasi seperti menghapus defisit modal yang ada dan memperoleh modal kerja untuk menjalankan usaha sebagai distributor tunggal. Atas rencana itu, PAFI akan melakukan penambahan modal disetor ( pemegang saham lama dan new investor dari salah satu group perusahaan besar di Indonesia ).Selain itu, PAFI juga akan melakukan konversi hutang ke pemegang saham, menjadi modal. "PAFI juga mempertimbangkan melakukan right issue setelah restrukturisasi keuangan maupun setelah ada kinerja bisnis baru," jelas Suwadi.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News