Ini Kata CEO Tokocrypto Soal Popularitas NFT yang Meredup



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Popularitas Non Fungible Token (NFT) dalam beberapa tahun terakhir seakan hilang ditelan bumi. Aset NFT bahkan sudah tidak memiliki harga di pasaran.

Ulasan dari platform kripto dappGambl berjudul Dead NFTs: The Evolving Landscape of the NFT Market cukup memperlihatkan bagaimana aset NFT saat ini sudah bukan aset yang bergengsi.

Laporan tersebut memaparkan bahwa dari sekitar 73,257 koleksi NFT yang diidentifikasi, sekitar 69,795 diantaranya memiliki kapitalisasi pasar 0 Ether (ETH).


Ini berarti 95% orang yang memiliki koleksi NFT memiliki investasi yang tidak berharga. Angka tersebut memperkirakan bahwa dari 95% aset itu mencakup lebih dari 23 juta orang yang mengantongi investasi dengan harga nol rupiah.

Baca Juga: Instrumen Aset Digital Tertekan, Mana Yang Masih Prospektif?

CEO Tokocrypto Yudhono Rawis melihat, penurunan harga NFT sudah terjadi sejak tahun 2022 hingga saat ini, setelah aset digital itu sangat populer pada tahun 2021. Salah satu faktor utamanya adalah pasar kripto yang mengalami penurunan.

Yudho mengatakan, banyak NFT didasarkan pada blockchain ethereum, yang harga dan volume perdagangannya menurun secara signifikan sejak awal tahun 2022.

Hal ini dapat mempengaruhi minat dan kemampuan para kolektor untuk membeli atau menjual NFT.

Di samping itu, pasar NFT dinilai sudah jenuh akibat jumlah ketersediaan NFT telah meningkat pesat seiring dengan permintaan yang tinggi pada tahun 2021.

Di sisi lain, melimpahnya produk berarti akan lebih banyak persaingan dan kurangnya diferensiasi antara NFT yang berbeda.

Baca Juga: Sempat Populer dan Berjaya, Kini NFT Semakin Tak Berharga

“Beberapa NFT mungkin kehilangan nilai atau daya tariknya karena kurangnya keunikan atau kualitas,” jelas Yudho kepada Kontan.co.id, pekan lalu.

Yudho menambakan, pasar NFT turut menghadapi masalah keamanan dan legalitas. Di mana, NFT juga cukup rentan terhadap peretasan, pencurian, dan penipuan seperti aset-aset lainnya.

Belum lagi, adanya ketidakjelasan tentang status hukum dan pajak dari NFT di berbagai yurisdiksi.

“Beberapa orang mungkin mengunggah dan menjual karya seni orang lain sebagai NFT tanpa izin atau kredit. Ada juga mungkin melakukan manipulasi harga dengan membeli dan menjual NFT mereka sendiri untuk meningkatkan nilainya,” imbuh Yudho.

Yudho berujar, beberapa NFT mungkin mengalami lonjakan harga sementara karena hype atau publisitas, tetapi kemudian menurun karena kurangnya minat atau dukungan jangka panjang.

NFT dapat kembali rebound, jika ada inovasi atau penemuan baru yang meningkatkan kualitas, keamanan, dan keterjangkauan aset tersebut.

Baca Juga: Industri NFT Butuh Nama-Nama Besar Agar Bisa Kembali Bersinar

Oleh karena itu, perlu dukungan jangka panjang bagi NFT dari kondisi pasar kripto tetap fluktuatif atau stagnan tanpa adanya tren jelas naik atau turun.

Kemudian perlu dipastikan tidak ada perubahan besar dalam teknologi, regulasi, atau preferensi konsumen yang berdampak pada NFT.

Kendati demikian, menurut Yudho, kreator sendiri harus bisa menciptakan NFT yang lebih berkualitas, unik, dan bermakna agar bisa mengangkat kembali kejayaan industri NFT.

Sebab, salah satu pembeda NFT adalah aset digital ini yang bisa merepresentasikan nilai seni, budaya, atau sejarah yang tinggi.

“Para pencipta NFT harus berusaha untuk membuat karya-karya yang menunjukkan kreativitas, orisinalitas, dan keahlian mereka. Kreator juga harus memberikan cerita atau konteks di balik karya-karya mereka, sehingga para kolektor atau investor dapat merasakan koneksi atau emosi terhadap NFT tersebut,” kata Yudho.

Baca Juga: Era Kejayaan Sudah Lewat, Sekitar 95% NFT Saat Ini Tak Ada Harganya

Adapun saat ini platform marketplace NFT di ekosistem Tokocrypto, yakni TokoMall untuk sementara mengalami penundaan. Namun perlu ditekankan, kolektor dapat melakukan jual-beli NFT dan asetnya tetap aman di TokoMall.

Yudho menjelaskan, keputusan ini sudah diambil sejak awal tahun 2023 sebagai upaya Tokocrypto untuk kembali fokus memperkuat bisnis dasar yaitu crypto exchange.

Langkah ini diklaim sudah terlihat dari profit yang mampu dihasilkan sebagai platform pertukaran kripto di beberapa bulan pada paruh pertama tahun 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto