KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memiliki garis pertahanan dalam menjaga kestabilan nilai tukar rupiah, antara lain cadangan devisa (cadev) dan juga fasilitas swap arrangement, salah satunya dengan bilateral swap arrangement (BSA). Namun, akhir-akhir ini cadev terus tergerus. Bahkan yang terbaru, posisi cadev Indonesia ada sebesar US$ 124,3 miliar, atau turun US$ 2,1 miliar dari bulan Agustus 2019 yang sebesar US$ 126,4 miliar. Lalu, apakah dengan kondisi penurunan cadev saat ini, Indonesia akhirnya perlu mengambil BSA?
Ini kata ekonom Samuel Aset Manajemen soal urgensi BSA bagi Indonesia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memiliki garis pertahanan dalam menjaga kestabilan nilai tukar rupiah, antara lain cadangan devisa (cadev) dan juga fasilitas swap arrangement, salah satunya dengan bilateral swap arrangement (BSA). Namun, akhir-akhir ini cadev terus tergerus. Bahkan yang terbaru, posisi cadev Indonesia ada sebesar US$ 124,3 miliar, atau turun US$ 2,1 miliar dari bulan Agustus 2019 yang sebesar US$ 126,4 miliar. Lalu, apakah dengan kondisi penurunan cadev saat ini, Indonesia akhirnya perlu mengambil BSA?