JAKARTA. Posisi cadangan devisa pada akhir September 2014 tercatat sebesar US$ 111,164 miliar atau turun US$ 60 juta dari posisi akhir Agustus US$ 111,224 miliar. Penurunan cadangan devisa ini salah satunya disebabkan intervensi yang dilakukan BI untuk menjaga nilai tukar rupiah. Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih berpendapat, cadangan devisa yang turun pada akhir September adalah hasil dari upaya BI menahan laju rupiah untuk tidak menembus level 12.000. Saat ini rupiah sudah menembus level 12.000. Kurs tengah BI, Senin (6/10), rupiah bahkan berada pada level 12.212 per dolar AS. Menurut Lana, secara teknikal apabila rupiah melewati 12.280 maka akan mudah bergerak ke atas. Karena itu BI saat ini sedang mengantisipasi agar rupiah tidak lewat batas 12.280.
Nah, agar tidak melewati batas tersebut tentu BI harus melakukan intervensi. Dalam hal ini, BI masih bisa memperbesar cadangan devisa melalui instrumen foreign exchange swap (fx swap). Instrumen inilah yang perlu dioptimalkan BI untuk bisa memperdalam pasar valas. Rupiah sendiri sulit untuk mengalami penguatan karena sentimen dalam negeri belum memungkinkan. Mulai dari isu kenaikan harga bakar minyak (BBM), isu menteri ekonomi pemerintahan baru hingga Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2015 seperti apa yang akan diajukan pemerintahan baru. "(Rupiah) masih ada gangguan hingga akhir tahun. Makanya ada potensi cadangan devisa terganggu," terang Lana ketika dihubungi KONTAN, Senin (6/10).