KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo sudah melayangkan Surat Presiden berisi usulan nama calon Gubernur Bank Indonesia (BI) kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI. Akan tetapi, saat ini masih belum diketahui siapa calon yang dijagokan oleh Jokowi. Setidaknya, terdapat beberapa tugas berat yang harus dilakukan calon Gubernur BI yang akan terpilih nantinya. Di antaranya, terkait nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), menjaga pemulihan ekonomi, hingga memastikan digitalisasi sistem pembayaran dan rupiah digital dapat dimanfaatkan masyarakat dengan baik. Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto menyampaikan, penguatan nilai tukar rupiah ke depan perlu ditopang oleh aspek fundamental seperti ekspor produk bernilai tambah atau hilir yang hasil Devisa Haril Ekspor (DHE) bisa di bawa kembali ke Indonesia.
Baca Juga: Jokowi Sudah Melayangkan Surat Presiden Berisi Nama Calon Gubernur Bank Indonesia “Dengan adanya insentif (DHE untuk eksportir) tentunya bisa memperkuat nilai tukar. Ini artinya strategi menjaga nilai tukar harus sejalan dengan penguatan ekonomi sektor riil, tidak cukup dilakukan hanya dengan kenaikan suku bunga acuan,” tutur Eko kepada Kontan.co.id, Rabu (22/2). Kemudian, untuk menghadapi krisis dan memulihkan ekonomi, harus mampu didorong dari penguatan ekonomi domestik. Menurut Eko, peran Gubernur BI yang cakap adalah dengan mengendalikan inflasi. Dari inflasi yang terkendali akan muncul daya beli yang kuat sehingga ekonomi tidak rentan resesi dan krisis. Terakhir, Gubernur BI di periode selanjutnya harus memastikan sistem pembayaran dan rupiah digital bisa dinikmati oleh semua kalangan masyarakat hingga ke daerah, dan tidak hanya di pusat saja. “Jadi jangan hanya digitalisasi terjadi di kota-kota besar. Harus dipastikan layanan rupiah digital dapat dijangkau di daerah-daerah yang bukan pusat kota. Dengan demikian akselerasi ekonomi dari digitalisasi akan berdampak positif bagi pemerataan ekonomi,” jelasnya.