Ini Kata OJK Soal IFG Life Akuisisi Mandiri Inhealth



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life), anggota holding Indonesia Financial Group (IFG), resmi mengakuisisi 80% saham PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia (Mandiri Inhealth). Upaya akuisisi tersebut merupakan salah satu strategi bisnis IFG dalam menjadikan IFG Life sebagai perusahaan asuransi jiwa dan kesehatan terbesar di Indonesia.

Mengenai hal itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai akuisisi tersebut merupakan hal yang biasa dalam bisnis, termasuk asuransi. Deputi Komisioner Bidang Pengawasan Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK Iwan Pasila mengatakan akuisisi biasanya dilakukan untuk meningkatkan penetrasi usaha, terutama dalam lingkungan satu grup usaha.

"Oleh karena itu, kami mendorong IFG Life untuk memantau setiap inisiatif strategi yang sudah disiapkan untuk memastikan akuisisi tersebut memberi nilai tambah dalam penetrasi dan layanan asuransi jiwa dan kesehatan di Indonesia," kata Iwan kepada Kontan, Rabu (26/6).


Baca Juga: IFG Life Resmi Akuisisi 80% Saham Mandiri Inhealth

Sebagai informasi, IFG melalui IFG Life melakukan Penandatanganan Akta Jual Beli (AJB) Saham Mandiri Inhealth di Jakarta, Rabu (26/6). Kepemilikan saham yang dibeli oleh IFG Life merupakan 60% milik PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, 10% milik PT Kimia Farma Tbk, dan 10% milik IFG.

Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) pada kuartal I-2024, Mandiri Inhealth tercatat sebagai perusahaan asuransi dengan capaian market share di industri asuransi kesehatan kumpulan sebesar 35% dan memiliki lebih dari 1,8 juta peserta. 

Hingga kuartal I-2024, Mandiri Inhealth mencatatkan APE sebesar Rp 1,7 triliun. Adapun APE (Annualized Premium Equivalent) merupakan pendapatan premi baru dari perusahaan asuransi yang disetahunkan. 

Dengan akuisisi itu, IFG Life akan menempati posisi sebagai perusahaan asuransi jiwa dan kesehatan terbesar di Indonesia. Adapun Mandiri Inhealth per 31 Desember 2023 tercatat memiliki total aset senilai Rp 2,82 triliun, atau tumbuh 5,78% Year on Year (YoY) dari Rp 2,66 triliun. 

Pada periode yang sama, perseroan membukukan pendapatan premi sebesar Rp 3,43 triliun atau naik 15,84% secara YoY dari Rp2,97 triliun per 31 Desember 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat