Ini kata para analis soal masih lesunya sektor properti



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sembilan bulan berjalan, tampaknya gerak gairah properti masih lesu. Kondisi tersebut tercermin dari perolehan pendapatan pra penjualan atau marketing sales perusahaan properti yang rata-rata mengalami penurunan.

Analis Artha Sekuritas Dennis Christopher Jordan melihat penurunan tersebut sejalan dengan ancaman resesi global. Pada pertengahan Oktober kemarin, Moody’s juga kembali mengingatkan adanya ancaman resesi global dalam 12-18 bulan ke depan.

Baca Juga: Metropolitan Kentjana (MKPI) akan topping off proyek Pondok Indah Mall 3 bulan depan

Dalam situasi tersebut, daya beli masyarakat ikut terdampak menjadi lesu. “Masih agak sulit kalau untuk menguat dalam waktu dekat,” ujar Dennis kepada Kontan.co.id, Rabu (23/10).

Emiten yang terdampak adalah PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI). Perusahaan ini membukukan marketing sales sebesar Rp 1,81 triliun. Perolehan tersebut masih setengah jalan dari target tahun ini yang ditetapkan sebesar Rp 4 triliun.

Selain itu, perolehan tersebut anjlok 49,72% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (yoy) yang tercatat Rp 3,6 triliun.

Baca Juga: Marketing sales Bumi Serpong Damai (BSDE) turun 1,8%

Selain itu, marketing sales emiten besar PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) juga ikut turun meski tipis yaitu 1,8% yoy.

Pada kuartal III-2019, BSDE membukukan marketing sales sebesar Rp 5,3 triliun, sedangkan pada kuartal III-2018 mereka memperoleh angka Rp 5,4 triliun.

Meski kabar baiknya, marketing sales BSDE pada periode ini tercatat sudah mencapai 85% dari target mereka Rp 6,3 triliun.

Dus, Dennis menilai BSDE masih cukup bisa bertahan di tengah ancaman resesi global. Dia juga melihat PT Ciputra Development Tbk (CTRA) cukup menarik.

Baca Juga: Sirius Surya Sentosa Menambah Proyek Apartemen di Bekasi premium

CTRA membukukan marketing sales Rp 4,8 triliun atau setara dengan 80% dari target tahun ini yang sebesar Rp 6 triliun. Perolehan tersebut masih tumbuh 17,07% yoy.

Editor: Yudho Winarto