KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengamat ekonomi energi Universitas Padjadjaran, Yayan Satyaki menilai aksi korporasi Initial Public Offering (IPO) perusahaan panas bumi, tidak menjamin bisa menguatkan aset perusahaan dan akan membuat harga uap menjadi lebih murah. Pasalnya, strategi IPO belum menjamin terhadap investasi rill. Sampai dengan saat ini, proses Holding BUMN Geothermal masih terus berjalan. Yayan memaparkan, berdasarkan informasi terkini proses konsolidasi aset kedua perusahaan antara PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) dan PLN Gas dan Geothermal harus melalui Peraturan Pemerintah (PP). Yayan menilai, proses PP ini tidak mudah karena melibatkan banyak pihak apalagi untuk proses merger ini perlu dilakukan studi valuasi aset yang komprehensif terhadap rencana nilai IPO yang diterbitkan.
Ini kata pengamat soal IPO perusahaan panas bumi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengamat ekonomi energi Universitas Padjadjaran, Yayan Satyaki menilai aksi korporasi Initial Public Offering (IPO) perusahaan panas bumi, tidak menjamin bisa menguatkan aset perusahaan dan akan membuat harga uap menjadi lebih murah. Pasalnya, strategi IPO belum menjamin terhadap investasi rill. Sampai dengan saat ini, proses Holding BUMN Geothermal masih terus berjalan. Yayan memaparkan, berdasarkan informasi terkini proses konsolidasi aset kedua perusahaan antara PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) dan PLN Gas dan Geothermal harus melalui Peraturan Pemerintah (PP). Yayan menilai, proses PP ini tidak mudah karena melibatkan banyak pihak apalagi untuk proses merger ini perlu dilakukan studi valuasi aset yang komprehensif terhadap rencana nilai IPO yang diterbitkan.