Ini Kata Pengamat Soal Prospek IPO Blibli (BELI)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proses penawaran umum perdana saham alias initial public offering (IPO) PT Global Digital Niaga Tbk alias Blibli terus bergulir. Calon emiten dengan kode saham BELI ini mematok harga penawaran umum di harga Rp 450 setiap sahamnya.

IPO yang digelar perusahaan marketplace berstatus unicorn ini dinilai punya prospek yang baik. Peneliti Center of Economic and Law Studies (Celios), Muhammad Andri Perdana menilai, IPO Blibli memiliki keunggulan kompetitif (competitive advantage) tersendiri. 

Di saat perusahaan-perusahaan startup lainnya mengalami kesulitan pendanaan, salah satunya karena kondisi ekonomi yang diproyeksikan akan mengalami resesi pada tahun 2023, dana segar hasil IPO ini tentunya menjadi berita baik untuk Blibli.


Sebagai kilas balik, Blibli berpotensi mengantongi dana segar sebesar Rp 7,99 triliun dari aksi korporasi ini. Rencananya Rp 5,5 triliun dari dana IPO akan digunakan pembayaran seluruh saldo utang fasilitas perbankan. Sisanya, bakal dipakai untuk modal kerja.

Baca Juga: Indo Pureco (IPPE) Catatkan Kenaikan Laba Bersih 205% di Kuartal III 2022

Aksi mengurangi utang ini, dinilai Andri sehingga dapat menyusutkan Debt Equity Rasio (DER) Blibli. 

“Dengan penurunan DER ini, perusahaan menjadi lebih fleksibel dalam pengelolaan aset yang dimiliki, termasuk potensi pembagian dividen kepada investor di masa mendatang,” ujar Andri, Sabtu (5/11).

Menurut Andri, startup memiliki utang untuk investasi serta pengembangan bisnisnya. Utang ini dinilai wajar selama utang tersebut sehat dan terukur dari segi debt to equity ratio, profitabilitas dan likuiditasnya

Model bisnis Blibli juga dinilai cukup tangguh. Perusahaan e-commerce omnichannel dengan model bisnis seperti Blibli dinilai mampu berkembang pesat. Misalkan, Amazon dan Alibaba yang melakukan ekspansi secara masif. Amazon berekspansi melalui Amazon Express, Amazon Go, dan Amazon Prime. 

Kemudian disusul Rakuten di Jepang yang fokus awalnya adalah platform diskon hingga saat ini memiliki bisnis perhotelan. Model bisnis ini menurut Andri  cukup menarik karena mampu memberikan kemudahan bagi para pelanggannya.

Baca Juga: Black Diamond (COAL) Genjot Produksi Agar Kinerja Seksi

Sebagai gambaran, hingga Juni 2022, pendapatan BELI melonjak 127% secara tahunan menjadi Rp 6,71 triliun dari sebelumnya hanya Rp2,99 triliun. Blibli membukukan laba bruto sebesar Rp 560,8 miliar, naik dari Rp225,7 miliar, atau mencerminkan rasio laba bruto (gross profit margin) sebesar 8,35%.

Monthly Active Customer (MAU), yang merupakan kombinasi jumlah pelanggan unik untuk segmen ritel 1P dan ritel 3P yang berinteraksi dengan produk atau jasa pada platform Blibli.com dan/atau tiket.com, pada tahun 2021 tercatat mencapai 38,4 juta pelanggan, meningkat dari 31,1 juta pelanggan pada tahun 2020. 

Kemudian, jumlah pelanggan institusi Blibli pada tahun 2021 juga meningkat dari 80.752 pelanggan menjadi 153.057 pelanggan. Pelanggan institusi termasuk institusi swasta maupun pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi