KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya Indonesia Battery Corporation (IBC) untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik lewat akuisisi perusahaan asal Jerman menuai sejumlah pro kontra. Pengamat Hukum Energi dan Pertambangan Universitas Tarumanegara Ahmad Redi mengungkapkan, jika merujuk konteks pendirian IBC sejatinya lebih mengarah pada pengembangan baterai listrik. Hal ini pun didorong potensi nikel yang merupakan bahan baku baterai. Kendati demikian, Redi menilai sepanjang aksi korporasi yang dilakukan masih berkaitan dengan bisnis inti IBC yakni untuk ekosistem baterai kendaraan listrik maka tidak menjadi soal.
Ini Kata Pengamat Terkait Rencana IBC Akuisisi Perusahaan Kendaaran Listrik
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya Indonesia Battery Corporation (IBC) untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik lewat akuisisi perusahaan asal Jerman menuai sejumlah pro kontra. Pengamat Hukum Energi dan Pertambangan Universitas Tarumanegara Ahmad Redi mengungkapkan, jika merujuk konteks pendirian IBC sejatinya lebih mengarah pada pengembangan baterai listrik. Hal ini pun didorong potensi nikel yang merupakan bahan baku baterai. Kendati demikian, Redi menilai sepanjang aksi korporasi yang dilakukan masih berkaitan dengan bisnis inti IBC yakni untuk ekosistem baterai kendaraan listrik maka tidak menjadi soal.