KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Data statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan pada Agustus 2024, laba fintech peer to peer (P2P) lending mencapai Rp 656,80 miliar. Ini adalah laba tertinggi sejak 2021. Adapun, catatan laba paling tinggi kedua terjadi pada November 2023 yang sebesar Rp 608,21 miliar. Mengenai penyebab tingginya laba fintech lending, Pengamat sekaligus Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda menilai hal itu ada pengaruh dari faktor permintaan yang meningkat. "Selain itu, terdapat penurunan beban marketing yang cukup signifikan. Artinya, tebar diskon dan promo makin ditinggalkan. Namun, ada kenaikan di investasi sumber daya manusia. Cukup menarik melihat strategi perusahaan fintech P2P lending yang memang berubah dari bakar uang ke investasi sumber daya manusia," kata Nailul kepada Kontan, Senin (7/10).
Ini Kata Pengamat Usai Laba Industri Fintech P2P Lending Melesat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Data statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan pada Agustus 2024, laba fintech peer to peer (P2P) lending mencapai Rp 656,80 miliar. Ini adalah laba tertinggi sejak 2021. Adapun, catatan laba paling tinggi kedua terjadi pada November 2023 yang sebesar Rp 608,21 miliar. Mengenai penyebab tingginya laba fintech lending, Pengamat sekaligus Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda menilai hal itu ada pengaruh dari faktor permintaan yang meningkat. "Selain itu, terdapat penurunan beban marketing yang cukup signifikan. Artinya, tebar diskon dan promo makin ditinggalkan. Namun, ada kenaikan di investasi sumber daya manusia. Cukup menarik melihat strategi perusahaan fintech P2P lending yang memang berubah dari bakar uang ke investasi sumber daya manusia," kata Nailul kepada Kontan, Senin (7/10).