Ini kata Telkom (TLKM) terkait rencana akuisisi Collega Inti Pratama



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Telkom Sigma, Anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) berencana mengakuisisi 70% saham PT Collega Inti Pratama. Akuisisi ini dilakukan untuk memperkuat bisnis Telkom Sigma di bidang layanan teknologi informasi dan komunikasi atau information communication technology (ICT) untuk perbankan.

PT Collega Inti Pratama merupakan penyedia layanan jasa teknologi perbankan, mencakup penyediaan mesin anjungan tunai mandiri (ATM), pengiriman uang (remittance), hingga layanan multi pembayaran.

VP Corporate Communications TLKM Arif Prabowo mengatakan bahwa penandatanganan akta jual beli saham PT Collega Inti Pratama telah dilaksanakan pada 28 Desember 2018 lalu. "Dana yang digunakan berasal dari internal perusahaan. Tapi terkait pertanyaan nilai akuisisi, sesuai perjanjian dengan PT Collega Inti Pratama kami belum dapat men-disclose," kata dia kepada Kontan.co.id, Rabu (2/1).


Pria yang akrab disapa Bobby ini juga mengungkapkan bahwa kontribusi bisnis digital atau ICT bagi kinerja TLKM hingga kuartal III 2018, menunjukkan peningkatan yang signifikan dengan capaian pertumbuhan sebesar 21,2% dibanding periode yang sama tahun lalu. "Kontribusi bisnis tersebut saat ini cukup dominan, yakni sebesar 51,88% dari total pendapatan," tuturnya.

Bobby pun menambahkan bahwa sebagai perusahaan komunikasi, TLKM akan terus berupaya memperkuat infrastruktur serta kualitas layanan kepada pelanggan di tahun 2019. "Dari sisi infrastruktur, kami memperkuat infrastruktur backbone melalui jaringan kabel bawah laut jalur Southeast Asia – Middle East – West Europe (SEA-ME-WE) dan jalur Southeast Asia – United States (SEA – US) yang saling terhubung melalui Indonesia Global Gateway (IGG). Selain itu, kami juga memperluas jaringan fiber optik di seluruh Indonesia, serta ekspansi jaringan fiber optik untuk penetrasi fixed broadband (IndiHome)," kata dia.

Lebih lanjut ia bilang, dari sisi layanan, selain memperkuat bisnis layanan mobile dan fixed broadband, Telkom yang bertransformasi menjadi digital telco company akan menggenjot bisnis digital ke berbagai segmen pasar seperti retail, home, enterprise dan wholesale.

"Dengan begitu kami optimis di tahun 2019, TLKM dapat meningkatkan kinerja pendapatan dan laba bersih dibandingkan tahun 2018," tambahnya. Dia masih enggan membeberkan target kinerja di 2019 ini.

Sementara untuk belanja modal alias capital expenditure (capex) di 2019, Bobby bilang jumlahnya tak akan jauh berbeda dari tahun 2018 lalu. Asal tahu saja, pada periode 2018, Telkom menetapkan capex sebesar 25% dari pendapatan 2017 atau setara dengan Rp 30 triliun. "Sekitar 50% anggaran capex digunakan untuk bisnis mobile. Sisanya, sekitar 30% digunakan untuk anggaran fixed broadband IndiHome dan 20% digunakan untuk pengembangan bisnis lainnya," jelas Bobby.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati