KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga bitcoin dan aset kripto lainnya merosot usai mendapat sentimen negatif dari keputusan pemerintah China. Meski begitu, para pengamat tetap optimistis prospek aset kripto akan kembali cerah, terutama bitcoin. Mengutip coinmarketcap.com, Selasa (22/6) pukul 19.20 WIB, harga bitcoin anjlok 6,6% dalam 24 jam dan merosot 24,01% dalam sepekan terakhir ke US$ 30.485 per btc. Co-founder Cryptowatch dan pengelola channel Duit Pintar Christopher Tahir mengatakan, ada beragam sentimen negatif yang menyebabkan pelaku pasar takut pada aset kripto termasuk bitcoin.
Katalis negatif terbaru bagi bitcoin datang setelah Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional China (NDRC) menuntut, penutupan 26 proyek penambangan kripto. China juga semakin vokal menekan penambangan dan perdagangan aset kripto sebagai bagian dari serangkaian tindakan untuk mengendalikan risiko di pasar keuangan. Selain itu, aset kripto juga masih menanggung sentimen negatif setelah adanya penolakan bank dalam penggunaan aset kripto. Dalam jangka pendek, Christopher memproyeksikan harga bitcoin berpeluang masih dalam tren menurun. Potensi penurunan harga bitcoin bisa ke US$ 27.000-US$ 28.000. Bila tidak ada perlawanan naik, Christopher memproyeksikan penurunan harga bitcoin secara ekstrem bisa kembali ke US$ 20.000.
Baca Juga: Terpukul tindakan keras China, harga Bitcoin tersungkur ke bawah US$ 30.000 Sementara, CEO Triv Gabriel Rey memproyeksikan support kuat terlihat di angka US$ 24.000. Jika level tersebut tertembus maka harga bitoin otomatis berpotensi turun sangat tajam. Namun, di satu sisi kemungkinan harga bitcoin kembali naik tentunya tetap ada. Apalagi jika mengingat fundamental bitcoin yang kuat dan solid serta jumlahnya yang terbatas. "Produksi yang akan tetap menurun dan juga terdesentralisasi membuat bitcoin walaupun sudah terguncang, masih mampu memberikan hasil kenaikan rata-rata di 150%-200% setiap tahunnya selama 10 tahun terakhir," kata Christopher. Berdasarkan riwayat kinerja tersebut, Christopher mengatakan bitcoin layak sebagai
sound money. Harga bitcoin masih berpotensi tumbuh juga didukung oleh Securities and Exchange Commission yang mengumumkan bahwa bitcoin adalah store of value. Selain itu, sentimen yang membuat bitcoin akan kembali bangkit bisa terwujud bila bitcoin digunakan sebagai reserve aset bagi beberapa negara. Saat ini, bitcoin sudah sempat dicanangkan menjadi alat tukar di El Salvador. "Beberapa negara
underdeveloped lainnya bisa mengikuti langkah El Salvador dan saya masih optimis bitcoin bisa menuju angka US$ 100.000 mengikuti stock to flow model," kata Christopher.
Baca Juga: Harga altcoin turun lebih dalam, ini tips di saat pasar aset kripto tertekan Gabriel juga mengatakan satu-satunya sentimen yang bisa mengangkat harga bitcoin adalah keputusan SEC membentuk bitcoin exchange traded fund (ETF). Keputusan tersebut juga akan membawa angin segar dan uang baru masuk ke dalam pasar kripto. Di tengah pasar kripto yang tertekan, Gabriel menyarankan investor untuk beli bitcoin di harga rendah saat ini dan jual ketika pasar kembali bullish. "Kalau beli ketika pasar bullish bisa berpotensi tersangkut lagi," kata Gabriel. Bagi investor yang saat ini mengalami kerugian di altcoin, Gabriel menyarankan untuk hedging memindahkan atau swap 100% ke bitcoin atau USDT agar penurunannya tidak terlalu dalam ke depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi