KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 6.257,84 pada Jumat (8/1). Ini membuat IHSG menguat 4,66% dalam sepekan terakhir. Penguatan terutama didorong olek sektor pertambangan yang menguat 10,75%, industri kimia dasar yang menguat 7,38% dan aneka industri yang menguat 5,23%. Investor asing pun tercatat melakukan aksi beli bersih (
net buy) hingga Rp 2,66 triliun.
Asal tahu saja, dengan penguatan ini, bursa Indonesia menduduki posisi keempat di kawasan. Kenaikan terbesar di kawasan dicetak oleh bursa Vietnam yang menguat 5,78%. Disusul, bursa Thailand yang naik 5,75% dan bursa Singapura yang terangkat 4,99%.
Baca Juga: Simak sentimen yang menjadi penggerak rupiah di pekan ini Analis Philip Sekuritas Anugerah Zamzami Nasr menjelaskan, penguatan IHSG dalam sepekan ini didukung oleh reaksi positif investor atas gelombang biru (
blue wave) setelah Partai Demokrat menguasai White House, House of Representatives dan menggenggam mayoritas di Senat. "Peluang Presiden Joe Biden meluncurkan stimulus fiskal yang nilainya jauh lebih besar dan sejumlah paket belanja infrastruktur tahun ini akan terbuka lebar dengan hasil ini," jelas dia, Jumat (8/1). Selain itu kenaikan juga didukung oleh kenaikan harga komoditas yang cukup baik di minggu ini. Sedangkan penurunan IHSG pada Rabu (6/1) disebabkan oleh pasar yang terkejut dan bereaksi negatif adanya penerapan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Jawa-Bali 11-25 Januari 2021. Dengan sentimen positif tersebut, IHSG diprediksi masih akan cenderung menguat di pekan depan bergerak di rentang 6.150-6.350. Data yang mendukung penguatan IHSG di pekan depan antara lain data non-farm payroll (NFP) atau tenaga kerja AS serta ada data neraca dagang Indonesia. Sentimen lain datang dari transisi kekuasaan di Amerika Serikat (AS) yang diperkirakan dapat lebih damai setelah Presiden Donald Trump akhirnya mengakui kekalahannya dalam Pilpres dan mengatakan bahwa Presiden terpilih Joe Biden akan mengambil alih pada 20 Januari 2021. Sebelumnya, Trump yang berulang kali mengatakan untuk tidak akan menyerahkan kekuasaan kepada Biden. Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan dalam rilisnya menjelaskan, penguatan IHSG di pekan ini didorong oleh sentimen positif dari pengesahan Joe Biden sebagai Presiden AS. Selain itu tercatat data klaim pengangguran mengalami perbaikan serta masih didukung optimisme stimulus fiskal AS.
Baca Juga: IHSG melonjak 1,69% ke 6.257 pada perdagangan Jumat (8/1), net buy asing Rp 1,63 T Selain itu, di awal pekan IHSG menguat didorong oleh optimisme pendistribusian vaksin Covid-19 untuk masyarakat Indonesia. Selain itu data manufaktur Indonesia juga cukup baik meski sedikit di bawah ekspektasi. Namun, kasus Covid-19 harian mengalami lonjakan karena libur panjang akhir tahun. Hal ini yang membuat pasar merespon negatif pada Rabu (6/1) setelah adanya pengumuman pembatasan kegiatan sosial yang kembali diperketat.
"Ada banyak kekhawatiran akibat pembatasan yang akan dimulai pekan depan," jelas Dennies. Untuk Senin (11/1), Dennies memprediksi IHSG msih akan menguat karena secara teknikal masih ada potensi penguatan. Namun perlu diwaspadai karena ada kekhawatiran investor terkait PPKM yang lebih diperketat di Jawa dan Bali yang diperkirakan bakal mengurangi aktivitas ekonomi. Dia pun memprediksi awal pekan depan IHSG bakal bergerak direntang 6.065-6.201. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari