KONTAN.CO.ID - Ada sejumlah hal yang membedakan orang ultra kaya dari orang kebanyakan. Penelitian menunjukkan mereka cenderung berolahraga secara teratur, mempertahankan pola makan yang sehat, menghemat 10% dari pendapatan mereka dan membaca buku serta mengatur waktu mereka dengan bijak. Tetapi kebiasaan yang paling penting, tapi paling banyak diabaikan orang biasa adalah komitmen mereka menjalin hubungan berharga dengan individu-individu yang mereka kagumi: orang-orang yang positif dan berpikiran sukses.
Baca Juga: Warren Buffett memprediksi kejatuhan pasar saham, apakah dia benar? Anda adalah rekan Anda Tom Corley penulis artikel ini yang dilansir di CNBC, Senin (14/10) mengatakan, itulah yang ia temukan selama mempelajari kebiasaan orang kaya selama lima tahun mewawancarai dan meneliti aktivitas sehari-hari, kebiasaan dan sifat 233 orang kaya dengan kekayaan setidaknya US$ 160.000 pendapatan kotor dan US$ 3,2 juta aset bersih dan 128 individu berpenghasilan menengah dengan setidaknya US$ 35.000 dalam pendapatan kotor tahunan dan US$ 5.000 aset likuid. Sudah menjadi sifat manusia untuk mengasosiasikan diri dengan orang yang berpikiran sama dengan siapa mereka merasa paling nyaman. Akan tetapi, orang yang paling kaya dan sukses jauh lebih selektif memilih dengan siapa mereka bergaul. Hampir semua miliarder yang ia wawancara mengatakan salah satu prioritas mereka adalah membina
hubungan yang kaya dan menghindari
hubungan yang beracun. Namun hubungan yang kaya di sini adalah hubungan tentang pola pikir, bukan tentang uang.
Baca Juga: Punya kekayaan hampir Rp 1.000 triliun, Bos Facebook Zuckerberg akan lakukan ini Jadi penting dicatat, hubungan kaya ditentukan oleh pola pikir bukan soal kekayaan.
Dengan kata lain, mereka yang berkontribusi pada hubungan yang kaya tidak harus memiliki rekening besar, meskipun mereka tahu cara mencapainya, tetapi mereka semua yang memiliki tujuan dan aspirasi yang tinggi dan menghabiskan banyak uang mereka untuk mencapainya. Menurut salah seorang narasumbernya, mereka membatasi relasi mereka pada orang-orang yang dianggap negatif. Sebab bisa saja mereka tertular dan menjatuhkan mereka. Dan ini merusak kemampuan mereka yang secara kreatif menemukan solusi dalam menghadapi tantangan.
Baca Juga: Kisah unik CEO Bank of America ditelpon Warren Buffett untuk bicara investasi Sebaliknya, mereka yang bersifat positif lebih mampu tetap fokus mencari dan menemukan solusi untuk mengatasi masalah mereka. Kepositifan bisa membuat mereka menjadi pemecah masalah, sedangkan hal negatif bisa membuat mereka menjadi pencari masalah.
Editor: Noverius Laoli