JAKARTA. Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengakui masih banyak kelemahan yang dimiliki oleh usaha kecil menengah (UKM) sehingga masih sedikit yang berhasil menembus untuk menjadi pemasok ke gerai ritel modern. "Di tahun 2012, dari 4.772 UKM yang kami fasilitasi 18% di antaranya yang telah menjadi pemasok tetap ritel modern ," ujar Sri Agustina, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag kepada KONTAN, Kamis (17/5). Dia mengakui bahwa peritel modern sangat berhati-hati menjalin kemitraan dengan para UKM. "Karena jika ada pelanggan yang komplain terhadap produk tersebut maka yang dirugikan ritelnya bukan UKM," jelasnya. Adapun program yang dirancang oleh Kemendag untuk para UKM membuka sentra UKM di ritel modern tersebut seperti Carrefour dengan “Pojok Rakyat” dan Hypermart dengan “Bazaar UKM”. Menurut Sri program tersebut sesuai dengan Permendag No 53 tahun 2008. Sri menjelaskan sedikitnya persentase keberhasilan para UKM tersebut disebabkan karena ada beberapa kendala dan kelemahan yang dihadapi. Berikut rinciannya: - Kendala terkait keberlanjutan barang yang di suplai dan kemasan. Khusus kemasan dapat menggunakan private label. - Manajemen keuangan UKM sangat lemah karena masih menggabungkan antara keuangan keluarga dan perusahaan - Ritel modern menganggap produk UKM cenderung mahal dibanding produk sejenis. Penyebabnya karena bahan baku UKM diperoleh dalam skala kecil.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Ini kendala para UKM masuk ke ritel modern
JAKARTA. Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengakui masih banyak kelemahan yang dimiliki oleh usaha kecil menengah (UKM) sehingga masih sedikit yang berhasil menembus untuk menjadi pemasok ke gerai ritel modern. "Di tahun 2012, dari 4.772 UKM yang kami fasilitasi 18% di antaranya yang telah menjadi pemasok tetap ritel modern ," ujar Sri Agustina, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag kepada KONTAN, Kamis (17/5). Dia mengakui bahwa peritel modern sangat berhati-hati menjalin kemitraan dengan para UKM. "Karena jika ada pelanggan yang komplain terhadap produk tersebut maka yang dirugikan ritelnya bukan UKM," jelasnya. Adapun program yang dirancang oleh Kemendag untuk para UKM membuka sentra UKM di ritel modern tersebut seperti Carrefour dengan “Pojok Rakyat” dan Hypermart dengan “Bazaar UKM”. Menurut Sri program tersebut sesuai dengan Permendag No 53 tahun 2008. Sri menjelaskan sedikitnya persentase keberhasilan para UKM tersebut disebabkan karena ada beberapa kendala dan kelemahan yang dihadapi. Berikut rinciannya: - Kendala terkait keberlanjutan barang yang di suplai dan kemasan. Khusus kemasan dapat menggunakan private label. - Manajemen keuangan UKM sangat lemah karena masih menggabungkan antara keuangan keluarga dan perusahaan - Ritel modern menganggap produk UKM cenderung mahal dibanding produk sejenis. Penyebabnya karena bahan baku UKM diperoleh dalam skala kecil.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News